Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proyek Apartemen Dinilai Ganggu Fasilitas Warga

Kompas.com - 01/06/2015, 22:09 WIB

JAKARTA, KOMPAS — Sekitar 500 warga RW 006 Kelurahan Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat, berunjuk rasa di sekitar Terminal Rawa Buaya, Sabtu (30/5). Mereka memprotes pembangunan apartemen West Vista yang mengganggu fasilitas umum.

Ketua RW 006 Kelurahan Duri Kosambi, Yanto (50), menuturkan, pembangunan apartemen seluas 8 hektar itu dimulai sejak sebulan lalu. Alat berat, seperti paku bumi, alat bor, dan ekskavator, dioperasikan setiap hari. Terkadang pengoperasiannya bisa sampai dini hari. Hal itu mengganggu warga yang tinggal di RT 004, RT 007, dan RT 009/RW 006 Duri Kosambi.

"Kami harap aktivitas pembangunan berjalan hingga maksimal pukul 22.00 sehingga warga bisa beristirahat tanpa terganggu bising alat berat," ujar Yanto.

Selain terganggu dengan aktivitas proyek yang berlangsung hingga dini hari, akses jalan warga RT 007 juga tertutup. Jalan pintas yang biasanya dilewati warga kini ditutup dengan tembok beton pembatas rumah warga dengan proyek. Akibatnya, warga harus memutar untuk beraktivitas sehari-hari.

Sarwiti (60), warga terdampak, terpaksa meminta akses jalan dari rumah warga lain untuk beraktivitas sehari-hari. Tiga sepeda motor miliknya juga harus dititipkan kepada tetangga. Rumahnya kini terisolasi setelah akses jalan tertutup tembok proyek apartemen. "Dulu saya bisa lewat lapangan (tanah proyek). Karena sudah dibangun, saya enggak bisa lewat situ lagi. Padahal, itu jalan satu-satunya," katanya.

Tembok pembatas proyek juga menghalangi aliran got di RW 004. Saluran air sepanjang 170 meter itu kini tersumbat. Pada saat hujan, saluran selalu meluap dan membanjiri rumah warga.

Warga sebenarnya sudah beberapa kali bertemu dengan perwakilan dari PT Keppel Land untuk membahas permasalahan ini. Namun, sejumlah pertemuan yang digelar di kantor Wali Kota Jakarta Barat, Balai RW 006, dan Kelurahan Duri Kosambi itu belum menghasilkan kesepakatan. Warga meminta pihak apartemen mengakomodasi kepentingan mereka.

Manajemen PT Keppel Land belum bersedia memberikan keterangan soal tuntutan warga.

Sertifikat

Di apartemen Green Park View, Jalan Daan Mogot Km 14, Jakarta Barat, warga mendesak pengelola segera mengeluarkan sertifikat tanah dan bangunan. Warga yang sudah melunasi pembayaran apartemen mengaku kesulitan mendapatkan dokumen tersebut. Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta memberikan tenggat 10 hari, sejak Kamis (21/5), bagi pengelola untuk menyelesaikan dokumen pengurusan sertifikat.

Menurut Mohammad Sanusi, anggota Komisi D dari Partai Gerindra, masalah pengurusan sertifikat mendominasi persoalan apartemen di Jakarta. Ke depan, pengembang dan instansi pemerintah harus duduk bersama untuk mencari solusi. (DEA)

___________________
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 1 Juni 2015, di halaman 26 dengan judul "Proyek Apartemen Dinilai Ganggu Fasilitas Warga".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

39 RT di Jakarta Masih Terendam Banjir Sore Ini, Imbas Luapan Kali Ciliwung

39 RT di Jakarta Masih Terendam Banjir Sore Ini, Imbas Luapan Kali Ciliwung

Megapolitan
Ditemukan Kecurangan Pengisian Elpiji 3 Kg di Jabodetabek, Kerugiannya Rp 1,7 M

Ditemukan Kecurangan Pengisian Elpiji 3 Kg di Jabodetabek, Kerugiannya Rp 1,7 M

Megapolitan
Korban Penipuan 'Deka Reset' 45 Orang, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Korban Penipuan "Deka Reset" 45 Orang, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Megapolitan
3.772 Kendaraan di DKI Ditilang karena Lawan Arah, Pengamat : Terkesan Ada Pembiaran

3.772 Kendaraan di DKI Ditilang karena Lawan Arah, Pengamat : Terkesan Ada Pembiaran

Megapolitan
Polisi Tangkap Pelaku Kecelakaan Beruntun di Jalan Kartini Depok

Polisi Tangkap Pelaku Kecelakaan Beruntun di Jalan Kartini Depok

Megapolitan
Marketing Deka Reset Ditangkap, Pemilik Masih Buron dan Disebut Berpindah-pindah Tempat

Marketing Deka Reset Ditangkap, Pemilik Masih Buron dan Disebut Berpindah-pindah Tempat

Megapolitan
Enam RT di Rawajati Terendam Banjir, Warga Singgung Proyek Normalisasi

Enam RT di Rawajati Terendam Banjir, Warga Singgung Proyek Normalisasi

Megapolitan
Polisi Tangkap Satu Tersangka Penipuan Jual-Beli Mobil Bekas Taksi 'Deka Reset'

Polisi Tangkap Satu Tersangka Penipuan Jual-Beli Mobil Bekas Taksi "Deka Reset"

Megapolitan
Kecelakaan di Flyover Tambora Jakbar: Ojol Tewas Ditabrak Truk

Kecelakaan di Flyover Tambora Jakbar: Ojol Tewas Ditabrak Truk

Megapolitan
Banjir Rendam 6 RT di Rawajati Jaksel

Banjir Rendam 6 RT di Rawajati Jaksel

Megapolitan
Banjir di Kebon Pala Jatinegara, Warga: Ketinggian Langsung 2 Meter!

Banjir di Kebon Pala Jatinegara, Warga: Ketinggian Langsung 2 Meter!

Megapolitan
Pekan Depan, KASN Rilis Hasil Laporan Dugaan Pelanggaran Netralitas ASN oleh Supian Suri

Pekan Depan, KASN Rilis Hasil Laporan Dugaan Pelanggaran Netralitas ASN oleh Supian Suri

Megapolitan
Tentukan Jumlah Pantarlih hingga Anggaran Pilgub, KPU Jakarta Gelar Rakor Pemetaan TPS

Tentukan Jumlah Pantarlih hingga Anggaran Pilgub, KPU Jakarta Gelar Rakor Pemetaan TPS

Megapolitan
Pagi Ini, Banjir Rendam 38 RT di Jakarta Akibat Hujan dan Luapan Kali

Pagi Ini, Banjir Rendam 38 RT di Jakarta Akibat Hujan dan Luapan Kali

Megapolitan
KPU Jakarta Petakan TPS Jelang Pilkada 2024: Jumlah DPT 600 Orang Per TPS

KPU Jakarta Petakan TPS Jelang Pilkada 2024: Jumlah DPT 600 Orang Per TPS

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com