Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Beberkan Banyaknya Masalah di Terminal Pulogebang

Kompas.com - 03/06/2015, 17:34 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Terminal megah Pulogebang yang seharusnya diresmikan Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama, Rabu (3/6/2015), ditunda pelaksanaannya. Basuki menyatakan banyak permasalahan yang belum diselesaikan sehingga ia belum dapat meresmikan terminal antarkota antarprovinsi (AKAP) tersebut.

"Jalan terminal ini mesti dibikin tembus masuk ke tol. Terus ada pembebasan lahan yang belum selesai, kami suruh konsinyasi saja, enggak usah nego lagi pakai harga apraisal. Kalau belum bisa, ya kami paksa ambil di pengadilan negeri," kata Basuki di Balai Kota. 

Sebelumnya, peresmian Terminal Pulogebang direncanakan sejak Maret 2015, kemudian ditunda untuk diresmikan pada 6 Mei dan diundur kembali ke 27 Mei. 

Sama dengan Terminal Rawamangun, Basuki merencanakan menyerahkan pembangunan dan pengelolaan Terminal Pulogebang kepada pihak swasta. Hal tersebut dianggap Basuki lebih menguntungkan karena Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak perlu mengeluarkan uang untuk memperbaiki terminal tersebut.

Terminal yang menghabiskan anggaran Rp 600 miliar ini telah dilengkapi dengan CCTV, ruang tunggu penumpang eksekutif, serta jaminan calo tidak dapat masuk ke dalam terminal.

"Saya malah mau lelang ke swasta nih," kata Basuki.

Sementara itu, Kepala Satuan Sarana dan Prasarana Terminal Pulogebang Baihaqi menjelaskan, penundaan peresmian Terminal Pulogebang karena terkendala izin operasional dari Kementerian Perhubungan. Adapun persyaratan analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) lalu lintas yang belum dapat dipenuhi, pihaknya menargetkan dapat menyelesaikan proses administrasi persyaratan itu sebelum Lebaran tahun ini. 

Pihaknya juga tengah menunggu proses lelang oleh Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) untuk pembangunan mal dalam terminal. Sementara itu, masalah pembebasan lahan di akses keluar masuk Tol JORR yang hingga kini belum usai, lanjut dia, juga menjadi kendala operasional Terminal Pulogebang.

"Kalau untuk akses keluar masuk tol itu kewenangan Dinas Bina Marga. Memang masih terkendala pembebasan lahan di sekitar jalan itu," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com