"Dollar terjadi apresiasi begitu tinggi, pinjaman JEDI ke kami kan jadi kelebihan duit Rp 400 miliar lebih," kata Basuki di Balai Kota, Selasa (9/6/2015).
Pinjaman yang diterima Pemprov DKI dari Bank Dunia dalam bentuk dollar AS. Sementara itu, pembayaran DKI ke kontraktor dalam bentuk rupiah.
Basuki menjelaskan, ada dua opsi usulan program untuk menggunakan kelebihan pinjaman tersebut. Pertama, dananya akan dipergunakan untuk pembangunan tanggul.
Opsi kedua, dana digunakan untuk pembangunan rumah susun sederhana sewa (rusunawa). "(Kelebihan uangnya) mau diapain? Saya bilang, uangnya untuk beresin tanggul saja sekalian, kan total pembangunan tanggul di Jakarta Rp 3 triliun, tuh..., atau buat (pembangunan) rumah susun. Duit pinjaman kembalinya dihitung fee-nya semua," kata Basuki.
Nantinya, usulan tersebut harus disampaikan serta mendapat persetujuan terlebih dahulu oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
Meski demikian, Basuki lebih memilih menggunakan kelebihan uang pinjaman itu untuk membangun tanggul. "(Bangun) rusun biar pakai APBD saja," kata pria yang biasa disapa Ahok itu.
Adapun program JEDI terdiri dari tujuh paket. Paket 1, 4, dan 7 merupakan prioritas dari Pemprov DKI Jakarta. Untuk ketujuh paket tersebut, Bank Dunia meminjamkan dana sebesar sekitar 150.000 dollar AS atau sekitar Rp 1,65 triliun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.