"Kawasan kumuh itu sudah terlalu padat. Ada warga yang tinggal dari tahun 1978-1980 sampai sekarang, ya sudah diputuskan saja bangun rusunawa di lahan 3,2 hektar milik PT KAI," kata Basuki di Stasiun Kota, Rabu (10/6/2015).
Seusai meninjau Stasiun Kampung Bandan dengan mengendarai lori motor, Basuki mengatakan, banyak warga bantaran rel kereta membuang sampah di rel. Petugas Dinas Kebersihan pun mengalami kesulitan masuk wilayah itu untuk membersihkan sampah rumah tangga tersebut.
Selain itu, lanjut dia, jika kebakaran terjadi di bantaran rel, mobil pemadam kebakaran juga sulit menanggulangi bencana itu. Tak hanya itu, warga yang sedang hamil, kata Basuki, pasti juga sulit mendapat akses untuk melahirkan.
Oleh karena itu, Basuki mengimbau warga bantaran rel kereta untuk direlokasi ke rusunawa. Sementara itu, pihak yang keberatan adalah oknum penyewa lahan.
"Kalau warga di sana ternyata tidak punya KTP DKI tapi sudah menetap di atas lima tahun dan ada tiga orang tetangga yang menyatakan dia warga tetap, saya kasih KTP DKI. Dia bisa tinggal di rusun itu," kata Basuki.
Rencananya, pembangunan rusunawa itu akan dimulai tahun 2016 dan rampung 2018. Basuki menunjuk PT Jakarta Propertindo (Jakpro) untuk mengerjakan pembangunan rusun ini. Dengan demikian, Pemprov DKI akan memberi penyertaan modal pemerintah (PMP) hingga Rp 7 triliun kepada PT Jakpro.
Basuki menargetkan rusunawa Kampung Bandan dan Manggarai akan ada toko, lift, serta berada di atas depo mass rapid transit (MRT) sehingga warga dengan mudah menggunakan moda transportasi massal yang terintegrasi tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.