"Kita sepakat habis Lebaran. Memang katanya hari ini mau dipindahkan. Tapi warga maunya puasa dulu di sini ramai-ramai," kata Sanah (50), warga RT 04 RW 03, Kampung Pulo, Jatinegara, Jakarta Timur, Senin (15/6/2015).
"Rusun biasa aja. Saya udah lihat. Lumayan deh. Tapi kita pindah enggak dibayar, bayar dong, bilangin ke Bapak Ahok," ujar Sanah.
Eka (58), warga RT 04 RW 03 juga mengatakan hal senada. Eka berharap, pemerintah mau membayar dua rumah miliknya di Kampung Pulo.
"Saya enggak mau pindah ke rusun. Saya minta uangnya saja. Saya udah tua, tapi dapat lantai 14. Lihat tinggi begitu saya enggak kuat, punya darah tinggi, bapaknya (suami) gula (diabetes). Enggak mau saya di rusun," ujar Eka.
Eka mengatakan, Joko Widodo saat masih menjadi Gubernur DKI Jakarta pernah berjanji untuk membayar ganti rugi warga.
"Dulu masih ada Jokowi bilangnya diganti uang, dibayar. Ternyata begini, dikasih rumah susun. Kenapa bisa kayak begini ya. Saya kalau bisa minta uang saja. Kira-kira yang sama bangunan saya. Rp 50 juta aja," pinta Eka.
Ketua RT 03 RW 03 Budi mempertanyakan janji lurah dan camat setempat yang menyatakan ada ganti rugi 25 persen dari nilai jual objek pajak (NJOP) kepada warga Kampung Pulo.
"Waktu pertemuan seminggu lalu begitu, kalau proyek normalisasi selesai 75 persen, ada ganti rugi itu. Tapi sekarang malah katanya enggak dibayar sama sekali," ujar Budi.
Sebelumnya, warga Kampung Pulo untuk pertama kalinya menempati Rusun Jatinegara Barat. Sebanyak 403 warga Kampung Pulo telah mendaftar di rusun berkapasitas 520 unit tersebut.
Dari jumlah tersebut, 105 warga telah mengambil kunci untuk menempati rusun. Sementara sejak pagi hingga pukul 10.00 sudah 64 warga yang telah pindah.