Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mimpi Buruk Transportasi Laut Kepulauan Seribu

Kompas.com - 17/06/2015, 16:34 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com
- Malam ini, Rabu (17/6/2015), pukul 22.00 WIB, program investigasi KompasTV, Berkas Kompas, menghadirkan fakta-fakta menyedihkan tentang kondisi transportasi laut Kepulauan Seribu.

"Ojek Kapal", sarana transportasi seadanya tanpa sistem pengoperasian dan keamanan yang layak menjadi hal yang menarik perhatian tim Berkas Kompas.

Indonesia merupakan satu-satunya negara yang punya Taman Nasional Laut di ibu kotanya, Kepulauan Seribu. Untuk menuju ke sana, pemerintah telah menyiapkan dermaga di pelabuhan Kali Adem, Muara Angke yang menjadi gerbang utama Jakarta dari sisi utara. Wisatawan harus melalui jalur yang sempit, genangan air hitam pekat di badan jalan, dan bau amis yang menyengat.

Kondisi dermaga Kali Adem pun tak terawat, penuh coretan serta beberapa bagian yang mulai rusak. Bahkan teduhnya halte penumpang dimanfaatkan nelayan untuk membenahi jaringnya. Hal itu disebabkan sejak Desember 2014, 12 unit kapal cepat dari Kali Adem berhenti beroperasi.

Untuk menuju Pulau Seribu, pilihan lainnya dengan menaiki "Ojek Kapal" dari Pelabuhan Nelayan Muara Angke. "Ojek Kapal" ini sebelumnya adalah kapal nelayan yang disulap menjadi kapal penumpang berkapasitas maksimal 100 orang. Namun saat akhir pekan, kapal tersebut kerap diisi hingga 300 orang. Penumpang bisa berhimpitan di atas dek hingga bawah dek dengan kondisi jaket pelampung tak sebanding dengan jumlah penumpang.

Menurut Odit Praseno Hadi, produser Berkas Kompas, "Ojek Kapal memang pilihan pahit bagi masyarakat dan wisatawan untuk menyeberang antar pulau di Kepulauan Seribu. Ketika negara lalai akan kewajibannya menyediakan transportasi aman dan nyaman, inilah yang akan terjadi, negara mempertaruhkan nyawa warganya."

Penumpang bebas memilih untuk duduk lesehan atau merebahkan badan beralas terpal sambil berdesak-desakan dengan barang-barang. Mengenai tiket, anak buah kapal akan menghampiri untuk menarik tarif sekitar Rp 40.000.

Terdapat pilihan lain menuju Kepulauan Seribu bagi pemirsa yang berkocek tebal yaitu melalui Dermaga Marina yang dikelola oleh swasta. Namun untuk menuju ke sana biaya masuk ke kawasan Ancolnya saja sudah relatif mahal yaitu Rp 25.000 per mobil dan Rp 20.000 per orang, ditambah tarif kapalnya yang empat kali lipat harga kapal di Muara Angke atau Kali Adem.

Pulau Pramuka, pusat administrasi dan pemerintahan Pulau Seribu yang berpenduduk 1.715 jiwa ini juga merupakan salah satu destinasi wisata. Pulau yang seharusnya memiliki transportasi mumpuni antarpulau dan menuju lokasi wisata ini kenyataannya hanya memiliki transportasi "ojek kapal". Ojek kapal disediakan bagi warga dan wisatawan dengan rute Pulau Pramuka, Keramba Apung, Pulau Panggang, dan Pulau Karya, di luar destinasi itu pilihannya hanya satu, sewa kapal dengan tarif Rp 400.000 hingga Rp 700.000 tergantung tujuan.

Sumarto, salah satu pengendara ojek kapal yang telah puluhan tahun melayani rute antarpulau di Kepulauan Seribu mengungkapkan, "Kapal ojek ini berkapasitas 30 orang tapi biasa kita penuhi 40 kadang 50 orang untuk anak sekolah, kalau alat pelampung sih belum ada namanya juga kapal nelayan." 

Kapal yang jauh dari kata nyaman dan aman ini setiap hari dipaksa melewati lautan yang kapan saja siap mengganas.

Di Pulau Panggang, tim Berkas Kompas bertemu Suryani, pelajar SMP 133 Jakarta yang setiap hari berangkat sekolah dari Pulau Panggang ke Pulau Pramuka menggunakan jasa "ojek kapal". Lama perjalanan sekitar 30 menit sampai satu jam bergantung cuaca. "Pernah 2014, tanggal 3 Maret ada badai 3 hari 3 malam, dari pagi ketemu malam lagi, jadi kami diliburin karena ojek kapal enggak bisa nyandar di Pulau Pramuka," kata Suryani.

Suryani hanya satu contoh pelajar di Kepulauan Seribu yang tanpa sadar setiap hari membahayakan nyawanya demi menimba ilmu.

Akses dengan transportasi yang baik akan mendorong kegiatan wisata setempat akan mempermudah masyarakat Pulau Seribu. Tanpa sentuhan negara, kini masyarakat mengusahakan sendiri alat transportasinya melalui "ojek kapal".

Saksikan investigasi selengkapnya dalam program "Berkas Kompas" episode Rabu, 17 Juni 2015, pukul 22.00 WIB di KOMPAS TV – Inspirasi Indonesia.

Berkas Kompas adalah program investigasi berdurasi 30 menit yang ditayangkan setiap hari Rabu pukul 22.00 WIB di KompasTV. Pada setiap minggunya program ini akan hadir dengan episode-episode investigasi yang menarik secara mendalam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diisukan Maju Cawalkot Bekasi, Kaesang Disebut Butuh Panggung Politik buat Dongkrak Popularitas

Diisukan Maju Cawalkot Bekasi, Kaesang Disebut Butuh Panggung Politik buat Dongkrak Popularitas

Megapolitan
Zoe Levana Terjebak 4 Jam di Jalur Transjakarta, Bisa Keluar Setelah Bus Penuh Penumpang Lalu Jalan

Zoe Levana Terjebak 4 Jam di Jalur Transjakarta, Bisa Keluar Setelah Bus Penuh Penumpang Lalu Jalan

Megapolitan
Cibubur Garden Eat & Play: Harga Tiket Masuk, Wahana dan Jam Operasional Terbaru

Cibubur Garden Eat & Play: Harga Tiket Masuk, Wahana dan Jam Operasional Terbaru

Megapolitan
Fakta-fakta Komplotan Begal Casis Polri di Jakbar: Punya Peran Berbeda, Ada yang Bolak-balik Dipenjara

Fakta-fakta Komplotan Begal Casis Polri di Jakbar: Punya Peran Berbeda, Ada yang Bolak-balik Dipenjara

Megapolitan
Kecelakaan Beruntun di 'Flyover' Summarecon Bekasi, Polisi Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Kecelakaan Beruntun di "Flyover" Summarecon Bekasi, Polisi Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Megapolitan
Kekerasan Seksual yang Terulang di Keluarga dan Bayang-bayang Intimidasi

Kekerasan Seksual yang Terulang di Keluarga dan Bayang-bayang Intimidasi

Megapolitan
Kapolres Tangsel Ingatkan Warga Jaga Keamanan, Singgung Maraknya Curanmor dan Tawuran

Kapolres Tangsel Ingatkan Warga Jaga Keamanan, Singgung Maraknya Curanmor dan Tawuran

Megapolitan
Komika Marshel Widianto Jadi Kandidat Gerindra untuk Pilkada Tangsel 2024

Komika Marshel Widianto Jadi Kandidat Gerindra untuk Pilkada Tangsel 2024

Megapolitan
Babak Baru Konflik Kampung Bayam: Ketua Tani Dibebaskan, Warga Angkat Kaki dari Rusun

Babak Baru Konflik Kampung Bayam: Ketua Tani Dibebaskan, Warga Angkat Kaki dari Rusun

Megapolitan
Pengakuan Zoe Levana soal Video 'Tersangkut' di Jalur Transjakarta, Berujung Denda Rp 500.000

Pengakuan Zoe Levana soal Video "Tersangkut" di Jalur Transjakarta, Berujung Denda Rp 500.000

Megapolitan
Libur Panjang Waisak, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 23-24 Mei 2024

Libur Panjang Waisak, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 23-24 Mei 2024

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Begal Bikin Resah Warga, Polisi Janji Tak Segan Tindak Tegas

Begal Bikin Resah Warga, Polisi Janji Tak Segan Tindak Tegas

Megapolitan
PSI Terima Pendaftaran 3 Nama Bacawalkot Bekasi, Ada Nofel Saleh Hilabi

PSI Terima Pendaftaran 3 Nama Bacawalkot Bekasi, Ada Nofel Saleh Hilabi

Megapolitan
KPAI: Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak Meningkat 60 Persen

KPAI: Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak Meningkat 60 Persen

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com