"Rapor merah kami itu ada di transportasi, memang pengadaan busnya telat," kata Basuki, di Balai Kota, Kamis (18/6/2015).
Basuki mengaku berharap banyak atas pengadaan 1.000 bus transjakarta pada tahun anggaran 2013. Ia berharap pada masa pemerintahan dirinya bersama Joko Widodo sudah mampu menyediakan banyak unit moda transportasi massal tersebut.
Namun, ternyata pengadaan ribuan unit bus itu malah membuat mantan Kepala Dinas Perhubungan Udar Pristono serta beberapa pejabat lainnya mendekam di jeruji besi.
Bus-bus yang dibeli oleh Dishub saat itu pun dianggap Basuki sebagai "barang rongsokan". Sebab banyak spare part-nya yang sudah berkarat dan busnya mudah mogok serta terbakar.
"Harusnya kalau tahun 2013, kami enggak beli bus yang aneh-aneh, transjakarta ini pasti sudah beres dan harusnya kami sekarang punya 600-700 bus," kata Basuki.
Kemudian Basuki memutuskan pengadaan transjakarta oleh PT Transjakarta. Basuki tak ingin lagi membeli bus bermerek Tiongkok yang kualitasnya tidak terjamin.
Tahun ini, PT Transjakarta membeli bus bermerek Scania dan Hino. Rencananya akan ada 20 unit bus Scania yang akan beroperasi di bulan Juli mendatang.
Basuki mengaku lebih memilih pengadaan bus berkualitas yang lambat, daripada pengadaan bus dengan cepat namun kualitasnya buruk.
"Kalau BUMD PT Transjakarta ini sudah dibentuk dari dulu, pasti operator sudah mau masuk dan langsung lelang. Jadi pasti sekarang orang enggak puas karena banyak bus kami belum datang," kata Basuki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.