"Jadi gini. Kehati-hatian boleh. Ahok bahasanya gini, daripada dikorupsi mending tidak dijalanin, nah itu salah. Seharusnya dijalanin tapi tidak dikorupsi," ujar Sanusi di gedung DPRD DKI, Selasa (23/6/2015).
Semangat anti-korupsi yang dimiliki oleh Ahok seharusnya menjadikan penggunaan anggaran lebih terpantau. Sanusi berpendapat sikap kehati-hatian Ahok menunjukkan bahwa penggunaan anggaran membutuhkan perencanaan yang matang.
"Apalagi kalau jiwanya memang tidak macam-macam, tidak berniat korupsi, pasti jalan. Jadi sekali lagi apapun bentuk alasannya, faktor utama pemerintah daerah dinyatakan baik itu jika penyerapan APBD-nya tinggi, gitu aja," ujar Sanusi.
Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menyoroti masih rendahnya penyerapan anggaran di DKI Jakarta. Ia pun mengaku prihatin sebab hingga saat ini penyerapan anggaran DKI Jakarta tahun 2015 masih berkisar di angka 10 persen.
"Yang menjadi keprihatinan kita, sampai hari ini, penyerapan anggaran DKI Jakarta tidak sampai 20 persen. Tolong ini bisa dipacu kembali. Momentum hari ulang tahun ini saya kira bisa dijadikan pemacu pembangunan di Jakarta," kata Tjahjo.
Tjahjo menyadari rendahnya penyerapan anggaran di DKI Jakarta akibat kehati-hatian Gubernur Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama dalam membelanjakan anggaran. Sebab, kata Tjahjo, Basuki tidak ingin ada penyalahgunaan anggaran.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.