Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Penyebab Kecelakaan Transjakarta Vs Sepeda Motor Selalu Berujung Maut

Kompas.com - 24/06/2015, 19:58 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT Transjakarta Antonius Kosasih mengatakan mayoritas kecelakaan yang melibatkan bus transjakarta adalah kecelakaan yang terjadi di busway. Terjadinya kecelakaan tersebut, kata dia, disebabkan diserobotnya busway oleh kendaraan pribadi, terutama sepeda motor.

Kejadian terakhir yang dijadikan rujukan oleh Kosasih adalah tertabraknya seorang pengendara sepeda motor di Plumpang, Jakarta Utara, Selasa (23/6/2015).

Namun ia memberikan pengecualian untuk kasus tertabraknya sejumlah sepeda motor oleh bus transjakarta, di Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Senin (22/6/2015).

"Sebagian besar kecelakaan yang melibatkan transjakarta, sekitar 80-90 persen terjadi di jalur busway dan karena ada kendaraan pribadi yang masuk ke situ. Sebagian besar kendaraan pribadinya itu kendaraan roda dua," kata Kosasih di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (24/6/2015).

Menurut dia, bus-bus transjakarta menggunakan sistem pengereman yang ia istilahkan sebagai "rem angin". Sistem ini membuat bus tidak bisa berhenti mendadak saat pedal rem diinjak. [Baca: Sebelum Tertabrak Transjakarta di Plumpang, Motor Toni Sempat Tabrak Trailer]

Hal inilah yang membuat sebagian besar kecelakaan antara bus transjakarta dan sepeda motor di busway selalu berujung maut. "Karena remnya rem angin, begitu diinjak, perlu ada jeda beberapa meter sampai benar-benar berhenti. Tujuannya supaya penumpang yang ada di dalam tidak jatuh. Kalau direm langsung berhenti mendadak, semua penumpang yang ada di dalam bisa jatuh semua. Orang tua, ibu hamil bisa jatuh," kata Kosasih.

Karena itu, dia mengimbau agar pengguna kendaran pribadi, terutama sepeda motor agar mentaati peraturan lalu lintas. Terutama peraturan yang melarang kendaraan selain bus transjakarta untuk masuk busway.

"Seperti yang di Plumpang. Ada motor dengan muatan cukup banyak masuk ke jalur busway. Dia coba naik separator. Karena separatornya agak tinggi, ditambah muatannya cukup banyak, dia oleng dan menabrak kontainer yang ada di depannya. Dia jatuh ketika busnya lewat. Busnya sudah mengerem, cuma karena harus ada jeda, jadinya dia kena," tutur Kosasih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com