Kesepakatan untuk mengumpulkan uang berawal dari pembicaraan antar-RW di tiga kelurahan dengan panitia pembebasan lahan makam tingkat kelurahan. Mereka sepakat untuk membeli lahan tersebut dengan harga Rp 1,6 juta per meter persegi.
Biaya Rp 1 juta tersebut ditentukan berdasarkan hitung-hitungan yang disesuaikan dengan jumlah kepala keluarga. Sementara itu, biaya untuk wilayah Cipadu lebih mahal, yakni Rp 1,2 juta per kepala keluarga.
Kesepakatan itu disosialisasikan kepada warga pada pertengahan bulan Juni 2015 dengan tenggat waktu pembayaran selama seminggu. Mengetahui hal tersebut, warga mempertanyakan kenapa permintaan pungutan bertepatan dengan bulan Ramadhan.
"Suratnya langsung dibagiin, katanya dari kelurahan. Kaget saja, disuruh bayar Rp 1 juta per KK," kata salah satu warga, Dyah Retno Anggraini (20), Senin (29/6/2015).
Menurut Dyah, awalnya dia tidak percaya dengan surat edaran itu. Namun, warga lainnya juga mendapat surat edaran yang sama.
Tidak ada penjelasan lebih lanjut dari orang yang mengantarkan surat tersebut ke rumah-rumah warga.
"Saya sih ikut warga yang lain saja gimana. Sejujurnya sih enggak mau bayar karena ini surat datangnya pas lagi mau Lebaran, saat orang-orang lagi butuh uang. Gimana coba yang hanya ngontrak dan enggak menetap di sini?" ucap Dyah.
Warga lain, Muali (67), mengeluhkan hal yang sama. Menurut dia, waktu dari pihak kelurahan untuk meminta pungutan uang tersebut tidaklah tepat. Kebutuhan masyarakat tidak hanya berkaitan dengan Lebaran, tetapi juga kebutuhan lain, seperti biaya sekolah anak.
"Kalau diminta sebegitu gede pas mau Lebaran, ya mengeluh. Enggak tepat. Kebutuhan lagi banyak. Kalau punya anak, mau pindah sekolah, kelenger-lah orang kampung," kata Muali.
Saat dikonfirmasi, pihak kelurahan membenarkan surat edaran itu. Panitia pembebasan lahan makam di Kelurahan Kreo, Keman, justru menganggap bulan Ramadhan sebagai momen yang tepat.
Dia pun yakin, warga pasti memiliki uang lebih saat Ramadhan sehingga tidak ada alasan untuk tidak membayar.
"Masyarakat pas bulan-bulan gini pas lagi punya duit. Jangan mementingkan keperluan pribadinya saja, hanya untuk beli kacang, beli baju. Ada yang lebih penting, kepentingan umum," ujar Keman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.