Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kendala Pihak Bandara Soekarno-Hatta Saat Kebakaran di Terminal 2E

Kompas.com - 08/07/2015, 11:51 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis


TANGERANG, KOMPAS.com - Direktur Operasional dan Teknik PT Angkasa Pura II Djoko Murjatmodjo memaparkan sejumlah kendala saat terjadi kebakaran di JW Sky Lounge, Terminal 2E Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Minggu (5/7/2015) pagi. Kendala yang paling terasa adalah lokasi kebakaran yang berada di dalam ruangan.

"Titik apinya ada di dalam area Terminal 2E. Petugas kita harus parkir di depan dan bawa selang masuk ke dalam sampai pecahin kaca. Hydrant di terminal juga terbatas," kata Djoko, Rabu (8/7/2015).

Menurut Djoko, persiapan penanganan kebakaran berdasarkan standar operasional prosedur (SOP) yang sudah ada lebih difokuskan di landasan pacu, bukan di area terminal. Meski begitu, semua sudut di terminal sudah dipasang sejumlah alat pemadam api ringan (APAR).

"Untuk kasus kebakaran kemarin, alat pemadam biasa tidak cukup buat memadamkan api, makanya kita butuh bantuan petugas," ujar Djoko.

Dari kejadian tersebut, Tim Operasional dan Teknik PT Angkasa Pura II akan mengkaji ulang SOP yang merupakan bagian dari Airport Emergency Plan (AEP). Proses pengkajian ulang ini akan berlangsung selama dua sampai tiga minggu. Dari sana, tim akan melihat bagian mana dari SOP tersebut yang harus segera diperbaiki.

Setiap bandara komersil di semua negara sebenarnya sudah memiliki standar internasional yang disepakati bersama. Standar itu tidak hanya terkait pelayanan, tetapi juga dalam hal manajemen krisis, termasuk apa yang harus dilakukan ketika terjadi kebakaran seperti pada Minggu lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com