Meski tidak dapat memastikan, Kosasih menduga alasan awal rancangan tabung gas ditempatkan di bagian atas bus transjakarta disebabkan karena menyesuaikan dengan kondisi bangunan Kota Jakarta.
"Mungkin kalau di atas hambatannya lebih banyak. Di sini kan banyak jembatan penyeberangan orang yang tidak cukup tinggi. Kalau di luar negeri kan lebih kosong. Jadi kalau tabung gas di atas dianggap lebih berbahaya," kata dia di Jakarta, Selasa (15/7/2015).
Pekan lalu, Komisaris PT Transjakarta Muhammad Akbar sempat menyoroti keberadaan tabung gas di bus transjakarta.
Meski tidak menyalahkan gas sebagai penyebab bus transjakarta mudah terbakar, Akbar menyebut letak tabung gas di bus transjakarta membuat perakitannya harus melalui pemesanan khusus. Hal ini membuat riset mengenai rancangan bus transjakarta dipertanyakan.
Akbar mensinyalir selama ini proses perakitan bus transjakarta oleh perusahaan karoseri menggunakan material yang sama dengan bus pada umumnya. Kondisi ini yang ia duga membuat bus transjakarta menjadi mudah terbakar. Sebab, seharusnya material bus gas berbeda dari bus berbahan bakar solar.
"Karena pabrik mendesain khusus, kita tidak tahu risetnya. Selama ini juga belum pernah ada rancangan ideal untuk bus transjakarta. Jangan-jangan selama ini tidak pernah ada riset mengenai desain ideal untuk bus transjakarta," duga Akbar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.