Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Batal ke Malang dan Surabaya, Penumpang Sriwijaya Air Diminta Bayar Ongkos Bus Rp 400.000

Kompas.com - 16/07/2015, 23:51 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Direktur Utama PT Angkasa Pura II Budi Karya Sumadi mengatakan, pembayaran bus yang memberangkatkan penumpang Sriwijaya Air yang batal terbang ke Malang dan Surabaya menjadi tanggung jawab maskapai. Pembatalan ini disebabkan erupsi Gunung Raung di Jawa Timur. Pihak Angkasa Pura II hanya memfasilitasi saja.

"Urusan bayar berapa kita serahkan ke PO bus dan maskapai, karena mereka yang kerja sama," kata Budi, Kamis (16/7/2015) malam.

Sebanyak 17 bus Damri dan Blue Bird dikerahkan untuk mengangkut ratusan penumpang tersebut. Bus akan membawa mereka menuju sejumlah kota di Malang dan Surabaya.

Sementara itu, proses pengembalian uang (refund) oleh Sriwijaya Air berlangsung alot. Sriwijaya memberikan refund berupa voucher untuk naik pesawat kapan saja dan ke mana saja. Satu voucher berlaku untuk satu kali penerbangan. Namun proses ini dipermasalahkan para penumpang yang berharap pengembalian berupa uang tunai.

"Kalau refundnya uang tunai, saya bisa bayar naik kendaraan yang lain. Sekarang kalau disuruh bayar lagi, mana ada uang?" kata seorang penumpang, Ali (57).

Pantauan Kompas.com, informasi mengenai harga bus yang disediakan simpang siur. Pejabat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) pun mengarahkan agar penumpang masuk dulu saja. Penumpang yang terlihat kebingungan pun terpaksa masuk dengan harapan bisa sampai di kampung halaman tepat esok hari.

Informasi baru cukup jelas setelah ada petugas yang menempelkan tarif bus di dekat tempat penumpang berkerumun. Tarif bus Damri ke Surabaya dikenakan Rp 350.000, sedangkan bus Blue Bird Rp 400.000.

Sedangkan tarif untuk ke Malang sementara ini masih dipatok Rp 350.000. Petugas di loket Sriwijaya Air mengatakan, semua penumpang yang tidak bersedia menerima voucher dapat melakukan refund uang tunai ketika sampai di tempat tujuan. Hal yang sama berlaku untuk penumpang yang ke Malang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com