Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Eky Pitung Sebut Nama Lulung soal Penertiban PKL Tanah Abang

Kompas.com - 24/08/2015, 12:07 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Bidang Organisasi dan Keormasan Badan Musyawarah (Bamus) Betawi Muhammad Rifky atau yang disapa Eky Pitung menjelaskan alasan dia ikut menggeruduk Basuki Tjahaja Purnama, yang saat itu masih menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI, pada penertiban pedagang kaki lima (PKL) Tanah Abang, beberapa waktu lalu.

Di media sosial, Eky sedang ramai diperbincangkan karena selalu muncul ketika program DKI ditegakkan, baik ketika penertiban PKL Tanah Abang maupun kawasan Kampung Pulo. [Baca: Ada di Kampung Pulo dan Tanah Abang, Ini Kata Eky Pitung]

Menurut dia, media telah salah menyebutnya sebagai perwakilan warga ataupun perwakilan PKL Tanah Abang. Saat itu, dia berdemo dan menggeruduk Balai Kota karena bertindak sebagai warga Betawi dan anggota Bamus Betawi. [Baca: Eky Pitung: Saya Ini Kuasa Warga Kampung Pulo, Bukan Warga]

"Jadi, awal ceritanya itu kan Pak Jokowi pas masih jadi Gubernur DKI itu mau menertibkan PKL Tanah Abang. Setelah dia hadir di Tanah Abang, dengar suara PKL dan anak Betawi mengeluh, akhirnya Pak Jokowi bilang ditertibinnya habis Lebaran. Jadi, pas bulan Ramadhan, masih boleh dagang tuh PKL," kata Eky kepada Kompas.com, Senin (24/8/2015).

Tiba-tiba, PKL Tanah Abang mengeluh kepada DPRD. Pasalnya, Basuki menertibkan PKL Tanah Abang saat bulan Ramadhan. Kata Eky, Basuki menertibkan PKL Tanah Abang pada 6 hari setelah bulan Ramadhan dimulai. [Baca: Eky Pitung Bantah Jadi Provokator di Kampung Pulo]

Wakil Ketua DPRD DKI Abraham Lunggana (Lulung) kemudian tidak terima dengan sikap Basuki yang dianggap menyalahi janji Jokowi. Akhirnya, kedua belah pihak itu ribut serta beradu argumen di media.

"Haji Lulung yang juga Wakil Ketua Umum Bamus bilang nih, 'Gimana nih, kok lu lu pada diem aja pas gue ribut sama Ahok?'" kata Wakil Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) itu. 

"Melihat pimpinan Bamus Betawi kita direndahkan, akhirnya ormas Betawi ayo demo-lah ke Balai Kota. Saat itu, kami perjuangin penertiban Tanah Abang abis Lebaran aja, akhirnya diterima," kata Eky.

Adapun pada 29 Juli 2013 lalu, sekelompok orang yang menamakan Rajjam Ahok (Rakyat Jakarta Jahit Mulut Ahok) berdemo di Balai Kota. Saat itu, Basuki menelepon Lulung dan membicarakan perihal penertiban PKL Tanah Abang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra Bakal Pertimbangkan Marshel Widianto Maju Pilkada Tangsel 2024

Gerindra Bakal Pertimbangkan Marshel Widianto Maju Pilkada Tangsel 2024

Megapolitan
Kekerasan Seksual terhadap Anak Naik 60 Persen, KPAI Ungkap Penyebabnya

Kekerasan Seksual terhadap Anak Naik 60 Persen, KPAI Ungkap Penyebabnya

Megapolitan
Gerindra Kantongi 7 Nama Kader Internal untuk Pilkada Tangsel, Tak Ada Komika Marshel Widianto

Gerindra Kantongi 7 Nama Kader Internal untuk Pilkada Tangsel, Tak Ada Komika Marshel Widianto

Megapolitan
Kaesang Dinilai Tak Cocok Jadi Cawalkot Bekasi karena Tak Lahir dan Besar di Bekasi

Kaesang Dinilai Tak Cocok Jadi Cawalkot Bekasi karena Tak Lahir dan Besar di Bekasi

Megapolitan
Gerindra Pastikan Bakal Usung Kader Internal pada Pilkada Tangsel 2024

Gerindra Pastikan Bakal Usung Kader Internal pada Pilkada Tangsel 2024

Megapolitan
Diisukan Maju Cawalkot Bekasi, Kaesang Disebut Butuh Panggung Politik buat Dongkrak Popularitas

Diisukan Maju Cawalkot Bekasi, Kaesang Disebut Butuh Panggung Politik buat Dongkrak Popularitas

Megapolitan
Zoe Levana Terjebak 4 Jam di Jalur Transjakarta, Bisa Keluar Setelah Bus Penuh Penumpang lalu Jalan

Zoe Levana Terjebak 4 Jam di Jalur Transjakarta, Bisa Keluar Setelah Bus Penuh Penumpang lalu Jalan

Megapolitan
Cibubur Garden Eat & Play: Harga Tiket Masuk, Wahana dan Jam Operasional Terbaru

Cibubur Garden Eat & Play: Harga Tiket Masuk, Wahana dan Jam Operasional Terbaru

Megapolitan
Fakta-fakta Komplotan Begal Casis Polri di Jakbar: Punya Peran Berbeda, Ada yang Bolak-balik Dipenjara

Fakta-fakta Komplotan Begal Casis Polri di Jakbar: Punya Peran Berbeda, Ada yang Bolak-balik Dipenjara

Megapolitan
Kecelakaan Beruntun di 'Flyover' Summarecon Bekasi, Polisi Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Kecelakaan Beruntun di "Flyover" Summarecon Bekasi, Polisi Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Megapolitan
Kekerasan Seksual yang Terulang di Keluarga dan Bayang-bayang Intimidasi

Kekerasan Seksual yang Terulang di Keluarga dan Bayang-bayang Intimidasi

Megapolitan
Kapolres Tangsel Ingatkan Warga Jaga Keamanan, Singgung Maraknya Curanmor dan Tawuran

Kapolres Tangsel Ingatkan Warga Jaga Keamanan, Singgung Maraknya Curanmor dan Tawuran

Megapolitan
Komika Marshel Widianto Jadi Kandidat Gerindra untuk Pilkada Tangsel 2024

Komika Marshel Widianto Jadi Kandidat Gerindra untuk Pilkada Tangsel 2024

Megapolitan
Babak Baru Konflik Kampung Bayam: Ketua Tani Dibebaskan, Warga Angkat Kaki dari Rusun

Babak Baru Konflik Kampung Bayam: Ketua Tani Dibebaskan, Warga Angkat Kaki dari Rusun

Megapolitan
Pengakuan Zoe Levana soal Video 'Tersangkut' di Jalur Transjakarta, Berujung Denda Rp 500.000

Pengakuan Zoe Levana soal Video "Tersangkut" di Jalur Transjakarta, Berujung Denda Rp 500.000

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com