Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Banyak Bangunan Berubah Peruntukan di Jakarta Selatan?

Kompas.com - 24/08/2015, 18:29 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wilayah Jakarta Selatan merupakan salah satu kawasan dengan perubahan peruntukan bangunan terbanyak di Jakarta. Pemerintah Kota Jakarta Selatan pun berniat melegalkan bangunan-bangunan yang sudah beralih peruntukan tersebut.

Pengamat tata kota dari Universitas Trisakti, Yayat Supriatna, mengatakan, hal tersebut terjadi karena adanya pembiaran. "Awalnya ada pembiaran, melawan hukum. Misalnya di Kemang, ketika rumah-rumah menjadi toko, ruko, restoran, hotel, itu dibiarin. Sesudah dibiarin lama-lama dilegalkan," kata dia saat dihubungi di Jakarta, Senin (24/8/2015).

Namun, pembiaran itu dinilai Yayat juga memiliki alasan. Pertimbangan ekonomi, kesempatan kerja, dan kesempatan usaha lebih dikedepankan. Padahal, bangunan yang berubah peruntukan tanpa izin menyalahi ketentuan aturan.

"Tapi, ini kan akibat persoalan penetrasi dalam konteks tekanan kekuatan pasar yang begitu kuat," kata dia.

Selain itu, tekanan juga berasal dari beban pajak bumi dan bangunan yang sangat tinggi untuk rumah-rumah yang berada di tengah kota, apalagi bagi mereka yang sudah tidak memiliki penghasilan tinggi karena sudah pensiunan. Mengubah rumah tinggal mereka menjadi tempat usaha merupakan salah satu cara supaya mereka mampu membayar PBB.

"Banyak pemilik rumah-rumah di tengah kota yang tidak kuat bayar pajak, akhirnya jadilah restoran atau jadi kantor saja supaya bisa bayar pajak," kata Yayat.

Namun, menurut Yayat, legalisasi perubahan peruntukan bangunan juga tidak semestinya dilakukan terus-menerus. Maka dari itu, fungsi pengawasan dan ketegasan dari pemerintah perlu dikedepankan.

"Kalau misalnya salah ya harus ditutup, disegel. Nah ternyata kita meskipun bangunan sudah disegel tetap saja buka usaha. Makanya, pengawasannya harus diperbaiki," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com