Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Haris Pindratno, Pejabat DKI yang Memilih Mengundurkan Diri

Kompas.com - 27/08/2015, 10:39 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Satu lagi pejabat Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta yang mengundurkan diri selama masa pemerintahan Basuki Tjahaja Purnama, baik ketika menjadi Wakil Gubernur hingga kini menjabat Gubernur DKI Jakarta.

Menyusul mantan Kepala Dinas Perumahan DKI Novizal, mantan Wali Kota Jakarta Barat Burhanuddin, serta mantan Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Fadjar Panjaitan, kini Kepala Dinas Perindustrian dan Energi DKI Haris Pindratno juga mengajukan pensiun dini. 

Uniknya, pengajuan pensiun dini Haris dilakukan satu pekan setelah ia dimarahi Basuki ketika rapat pimpinan (Rapim) Gubernur pada Senin (10/8/2015) lalu. Haris resmi mengajukan pensiun dini kepada Badan Kepegawaian Daerah (BKD) DKI pada 18 Agustus 2015. 

Banyaknya lampu Penerangan Jalan Umum (PJU) yang mati membuat Basuki kecewa terhadap kinerja Haris. 

"Pak Haris, saya kecewa dan enggak puas sama kerja Bapak. Lampu mati, Bapak kirim foto ke saya. Saya ini bukan anak kecil," kata Basuki dalam rapim di Balai Kota, Senin (10/8/2015) lalu. 

Pada kesempatan itu, Basuki mengaku berulang kali menginstruksikan Haris untuk membeli sendiri lampu PJU tanpa menggunakan jasa kontraktor. Mengingat, kontraktor pemenang lelang selama ini banyak yang bermain anggaran pengadaan PJU melalui pemadaman. Selain itu, Basuki juga menganggap Haris selalu berkelit ketika stok lampu PJU habis.

"Alasannya Pak Haris ini selalu kuota lampu habis, belum lelang. Pola kerja bapak ini sama seperti Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) yang saya ganti. Lebih baik saya buat satu sistem IT untuk mengontrol dan saya suruh Petugas Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) untuk beresin PJU di Jakarta. Jadi, saya tidak butuh Dinas Perindutrian dan Energi lagi," kata Basuki dengan nada tinggi.

Sakit sejak lama

Di sisi lain, Haris menampik kabar pengajuan pensiun dininya disebabkan karena tidak tahan dengan sikap Basuki. Haris mengungkapkan, di usianya yang sudah tidak muda lagi harus menjaga ekstra kesehatannya.

Kepada Kompas.com, Haris bercerita hanya memiliki sebuah ginjal yang tidak berfungsi baik. Kemudian ia juga divonis menderita vertigo serta penyakit jantung. Kepadatan aktivitasnya menyita waktunya menjaga kesehatan.

"Setiap malam saya keliling Jakarta pakai motor sampai jam 2 dini hari. Sejak kecil saya hanya tidur 2 sampai 3 jam setiap hari dan saya datang ke kantor setiap hari sebelum jam 6 pagi. Sehingga kesehatan saya tidak memungkinkan lagi, mohon maaf," kata pria yang sudah 26 tahun menjadi PNS DKI itu.

Rencananya, Haris ingin menghabiskan waktu untuk mengembangkan pondok pesantrennya di Magelang, Jawa Tengah. 

Dukung kebijakan Ahok

Sebelum meninggalkan jabatannya, Haris berpesan kepada seluruh PNS DKI untuk mendukung penuh langkah Basuki membenahi ibu kota. Selain itu, ia mengimbau seluruh PNS untuk menjaga kesehatan. Agar bisa bekerja keras seperti yang dicontohkan Basuki kepada para pegawainya.

"Semua pegawai DKI harus sehat dan kuat. Karena kalau enggak, maka kita enggak bisa lari," kata Haris. 

Haris menilai sudah banyak yang dilakukan Basuki untuk mengubah Jakarta lebih baik lagi. Seperti pembangunan jalan inspeksi, pemukiman kumuh yang berangsur menghilang, serta perbaikan sistem bagi penghuni rusun.

Haris pun mengaku sikap Basuki yang keras merupakan hal yang wajar ditunjukkan seorang pimpinan kepada anak-anak buahnya.

"Pak Gubernur kan orang biasa, bukan Superman. Menurut saya itu normal dan wajar, faktanya juga beliau suka bercanda saya lihat. Jadi harapan saya, seluruh PNS DKI harus semangat, kuat dan sehat mengikuti yang diperintahkan pimpinan. Jangan neko-neko, selama ini DKI sudah banyak masalah," kata Haris.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com