Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Bukit Duri Mengaku Tak Punya Sertifikat, tetapi Bayar PBB Rp 5.000 Per Tahun

Kompas.com - 27/08/2015, 15:33 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Warga Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan, yang tinggal di sekitar bantaran Sungai Ciliwung, mengaku tidak memiliki sertifikat tanah dan rumah tinggal. Mereka menyebut hanya membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) tiap tahun.

"Saya cuma bayar PBB doang, saya enggak tahu inian (sertifikat) tanah, orangtua saya enggak bilang," ujar Umiyani (34) saat ditemui di rumahnya di RT 6 RW 12, Kamis (27/8/2015).

Bukan hanya Umiyani yang mengaku tidak memiliki sertifikat. Biti (45) juga mengaku tidak memiliki sertifikat. Menurut dia, adanya sertifikat pun tidak dapat menghentikan penertiban permukiman warga.

"PBB aja, enggak ada sertifikat. Ada sertifikat, enggak ada (sertifikat), juga sama aja digusur. Bedanya, ganti rugi," kata ibu empat anak itu.

Nunung (59), warga yang sudah menghuni rumah kontrakannya di Bukit Duri sejak 42 tahun lalu, pun menyebut bahwa rumah yang ia tempati tidak memiliki sertifikat. "Saya ngontrak ke saudara. Sertifikat kagak ada deh. PBB doang," ujarnya.

Sumbri (48), warga RT 05 RW 12, menyebut bahwa rumah-rumah warga di Bukit Duri memang tidak bersertifikat. "Rumah sendiri juga enggak ada sertifikat. Bayar PBB aja setiap tahun," ujar lelaki paruh baya asal Bogor, Jawa Barat, itu.

Semua warga yang diwawancara Kompas.com itu mengaku membayar kepada pemilik kontrakan. Pemilik kontrakan menyebut bahwa mereka menyerahkan hal itu kepada Kelurahan Bukit Duri. Awalnya, mereka membayar Rp 75.000 per tahun.

"Tetapi sekarang jadi cuma Rp 5.000 setahun. Mungkin karena mau digusur," kata dia.

Ketika dikonfirmasi, pihak Kelurahan Bukit Duri yang tak mau disebutkan namanya menyatakan, Pajak Bumi Bangunan diurus oleh Unit Pelayanan Pajak Daerah Kecamatan Tebet.

"Kelurahan hanya mendistribusikan, wajib pajak-wajib pajak ke RT setempat dan pembayaran langsung melalui bank," kata petugas di Kelurahan Bukit Duri.

Wilayah Kelurahan Bukit Duri merupakan salah satu kawasan yang menjadi sasaran normalisasi Sungai Ciliwung. Permukiman yang menjadi target normalisasi di sana dihuni sekitar 8.000 jiwa.

Pemerintah memastikan tidak akan memberikan ganti rugi bagi warga yang terkena penggusuran. Namun, bila warga memiliki sertifikat tempat tinggal, pemerintah akan membelinya dengan harga appraisal atau sesuai taksiran.

Belum ada sosialisasi

Terkait penggusuran yang akan dilakukan, warga Bukit Duri mengaku belum menerima sosialisasi apa pun dari pemerintah. Mereka masih merasa tenang hidup di permukiman itu.

"Belum ada. Makanya orang di sini mah tenang-tenang aja, enggak tahu-menahu," kata Nunung.

Ketua RW 12 Bukit Duri, Mumu, menyebutkan bahwa dia belum mendapatkan sosialisasi terkait penggusuran di wilayahnya. "Belum ada sosialisasi dari pemerintah. Kami juga jadinya takut salah ngomong sama warga," ucapnya.

Meski belum mendapatkan sosialisasi, salah satu warga, Umiyani, mengaku mengetahui soal penggusuran yang akan dilakukan di kelurahan tempat tinggalnya. Menurut dia, hal itu sudah sejak lama dikatakan, tetapi belum juga dilaksanakan hingga saat ini.

"Dari zaman ibu saya muda juga katanya mau digusur, tetapi sampai sekarang belum juga," ujarnya.

Jika rumahnya dalam waktu dekat akan digusur, Umiyani mengaku pasrah dan akan mengikuti aturan pemerintah, asalkan pemerintah dapat mempermudah semua urusan warga, terutama soal sekolah anak-anak mereka dan kehidupan ekonomi warga. Sebab, kebanyakan warga memang menggantungkan penghasilan dengan berjualan di depan rumah mereka. (Nursita Sari)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com