Dari hasil wawancaranya, Basuki akhirnya mengetahui banyak staf potensial tetapi masih takut kepada atasannya.
"Ada staf berani ngomong, 'Saya mau jabatan ini, Pak. Saya bisa beresin, Pak. Saya bisa laporin atasan saya mana yang enggak beres, Pak'. Ada juga staf bilang, 'Saya mau laporin (PNS tidak berkinerja baik) ke Bapak terus. Tapi saya jangan diangkat (jadi pejabat), Pak. Saya enggak berani, Pak. Tunggu (birokrasi) sudah bersih dulu, saya baru mau jabat'," kata Basuki, di Balai Kota, Jumat (4/9/2015).
Basuki mengatakan, dinamika birokrasi Pemprov DKI sudah semakin baik. Salah satu buktinya tidak banyak pejabat yang dipecat setelah dipromosikan Basuki. Banyak pejabat serta staf yang telah berkinerja baik, misalnya di Dinas Tata Air DKI.
Basuki mengaku sempat kesal terhadap kinerja mantan Kepala Dinas Tata Air Agus Priyono. "Saya kesal kok enggak pernah kerja padahal alat berat begitu banyak, kok enggak kerja. Kerja harus di atas 20 jam dong, kadang dia cuma 3 jam," kata Basuki.
Basuki menceritakan Agus sempat meminta padanya untuk memberi kesempatan dia serta jajarannya bekerja lebih baik lagi. Saat itu, Basuki meminta semua kepala SKPD DKI berani memecat anak buahnya yang menghambat realisasi program unggulan.
"Dia bilang, 'Boleh enggak Pak, Saya minta waktu sampai akhir tahun? Kasih dia kesempatan lagi, saya susun lagi'. Saya bilang enggak bisa. Kalau dia yang kelompok status quo yang dendam, dia enggak pengen saya berhasil kan? Lebih baik saya potong (pangkas birokrasi) sekarang saja saya bilang," kata Basuki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.