Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fasilitas bagi Pejalan Kaki Terabaikan

Kompas.com - 22/09/2015, 15:03 WIB
JAKARTA, KOMPAS — Fasilitas umum bagi pejalan kaki di Ibu Kota kerap terabaikan. Trotoar di bawah jembatan penyeberangan orang Halte Polda, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, misalnya, berlubang.

Kondisi ini mengganggu kenyamanan sekaligus mengancam keamanan pejalan kaki.

Senin (21/9), terlihat lubang di trotoar itu berukuran 4 meter x 5 meter. Sebagian lubang di dekat badan jalan hanya ditutupi papan bekas. Kondisi jembatan penyeberangan orang (JPO) Halte Polda juga memprihatinkan.

Dua lembar lantai JPO yang terbuat dari aluminium itu copot dari kerangkanya. Letaknya persis di mulut jembatan. Lantai jembatan yang lepas tersebut hanya ditopang kayu sehingga tak sedikit pula orang yang meniti di atas mulut jembatan itu karena takut terjeblos ke lubang.

"Januari lalu lubang itu hanya selebar sekitar 1 meter, tetapi karena musim hujan dan terus dibanjiri, lubang terus melebar hingga seluas saat ini," kata Mislam (46), tukang ojek pangkalan Halte Polda Metro Jaya.

Dua bulan lalu, kata Mislam, ada pengerjaan bawah tanah yang harus membongkar lantai JPO Halte Polda. Namun, setelah proyek itu selesai, tidak ada perbaikan di jembatan. Kayu di jembatan itu pun dipasang tukang ojek dan pedagang sekitar halte supaya pengguna jembatan bisa melintasinya. Bahkan, lebih parahnya lagi, antrean di jembatan mengular saat jam sibuk.

Ibu hamil terpeleset

Mislam mengatakan, selama ini sudah empat orang terpeleset karena tidak tahu bahwa lantai di mulut halte itu rusak. "Bulan lalu, seorang ibu hamil terpeleset dan telepon genggamnya jatuh ke lubang. Untung dia tidak jeblos ke lubang," katanya.

Selain konstruksinya yang rusak, di bawah trotoar juga ada kabel-kabel yang berseliweran, tanahnya pun tidak padat atau kopong. "Saya berpesan, jika mau melewati jalan ini pada malam hari, hati-hati. Penerangan di sekitar jalan juga gelap, berbahaya, bisa terperosok," kata Mislam.

Linda Haryani (31), karyawati di Kawasan Bisnis Terpadu Sudirman (SCBD) berharap segera ada perbaikan penutup yang rusak atau penggantian lantai JPO yang rusak. "Kami ingin lantai diperbaiki dan dipasang lebih kokoh agar tidak takut jalan di situ," ucap Linda yang sehari-hari turun di halte tersebut.

Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Yusmada Faizal menyatakan, masalah trotoar tersebut harus dikoordinasikan dengan dinas perhubungan terlebih dahulu. "Kalau trotoarnya merupakan tanggung jawab kami. Tetapi, karena ada JPO, ini harus bekerja sama dengan dinas perhubungan dulu," kata Yusmada.

Sebagian warga juga mempertanyakan ketegasan pemerintah dalam pemeliharaan trotoar. Tak sedikit dari ruas trotoar yang telah diperbaiki dijadikan tempat parkir mobil.

Di Jalan Lingkar Duren Sawit, Jakarta Timur, misalnya, trotoar yang baru saja diperbaiki dijadikan tempat parkir mobil oleh sebagian warga.

"Saya senang trotoar diperbaiki sehingga ada ruang untuk pejalan kaki seperti saya. Tapi, masalahnya, trotoar ini dijadikan tempat parkir mobil sehingga tidak bisa dilalui pejalan kaki," tutur Sriyati (59), warga Buaran, Kelurahan Duren Sawit, Kecamatan Duren Sawit.

Menurut Sriyati, semestinya pemerintah juga menertibkan warga yang menggunakan trotoar sebagai lahan parkir mobil. Dengan demikian, hak pejalan kaki tetap terpenuhi.

Trotoar di sepanjang Taman Tubagus Angke, Jakarta Barat, juga rusak. Lapisan paving block di sepanjang Jalan Pangeran Tubagus Angke itu banyak yang terlepas. Akibatnya, trotoar ompong di lebih dari lima titik.

Trotoar di salah satu sisi Jalan Pangeran Tubagus Angke itu juga menjadi jalur hijau dan jalan inspeksi Kali Angke. Ada beberapa pohon dan tanaman perdu yang ditanam sepanjang jalur tersebut. Pada sore dan malam hari, banyak warga memanfaatkan taman itu untuk berjalan kaki dan menunggu angkot. (B03/MDN/ILO/DEA/DNA)

--------

Artikel ini sebelumnya ditayangkan di harian Kompas edisi Selasa, 22 September 2015, dengan judul "Fasilitas bagi Pejalan Kaki Terabaikan".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Megapolitan
Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Megapolitan
Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Megapolitan
Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Megapolitan
Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi 'Pilot Project' Kawasan Tanpa Kabel Udara

Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi "Pilot Project" Kawasan Tanpa Kabel Udara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com