Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Ahok yang Gemetar karena Terlalu Banyak Minum Obat

Kompas.com - 03/10/2015, 16:37 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama mengatakan bahwa dia lebih suka mencegah datangnya penyakit daripada harus mengobatinya. Ia tidak ingin mengonsumsi banyak obat karena pernah merasa badannya gemetar setelah minum banyak obat.

Hal itu disampaikan Basuki di hadapan dokter dan apoteker dalam seminar Himpunan Serikat Farmasi Seluruh Indonesia di Hotel Mercure, Jakarta Utara, Sabtu (3/10/2015). Ia mengisahkan bahwa suatu saat ia harus menjalani serangkaian medical check up untuk memastikan kondisi kesehatannya.

"Saya cek, katanya pendengaran sebelah kiri saya masih normal, tapi perlu diperiksa. Terus kantung kemih diperiksa, katanya harus lebih teliti lagi. Terus liver mesti periksa lebih dalam lagi. Terus dokter THT juga bilang saya mesti periksa, terus mata juga. Ya sudah, biar hemat waktu, semua dokter dikumpulin sajalah, biar sehari selesai," kata Basuki.

Setelah melakukan pemeriksaan dengan para dokter, Ahok malah mendapat banyak obat. Dokter mengatakan bahwa hal tersebut tidak membahayakan.

"Saya dikasih obat, saya terima saja. Eh, sama dokter lain dikasih lagi. Saya bilang, 'Dok, tadi sudah dikasih.' Katanya, 'Enggak apa-apa, enggak apa-apa'," ujar Ahok, sapaan Basuki.

Namun, Ahok malah merasa tidak enak badan. Dia pun langsung menghubungi Basuri Tjahaja Purnama, adiknya yang menjadi Bupati Belitung. Dia curhat soal sakit yang dideritanya akibat terlalu banyak minum obat.

"Ya, semua obat saya minum dong, kan katanya enggak apa-apa. Habis minum, kok saya agak gemetar gitu loh," kata dia.

Ahok kemudian menanyakan hal itu kepada saudaranya yang juga seorang dokter. Ia menceritakan tentang obat-obat yang harus dia konsumsi setelah pemeriksaan itu.

"Kata dia, 'Lu aja yang gila makan obat itu semuanya, lu buang aja.' Ah, saya kesel, saya buang aja," kata Ahok.

Dalam seminar itu, Ahok banyak bercerita sambil bercanda mengenai pengalamannya soal kesehatan. Dokter dan apoteker yang hadir di acara itu pun tertawa mendengar kisah Ahok.

Di akhir cerita itu, Ahok mengatakan bahwa dia tidak pernah menceritakan hal itu kepada ibunya. Itu karena ibunya memiliki apotek dan tidak akan mengizinkan membuang obat. Peserta pun tertawa mendengarnya.

"Kalau saya bilang ibu saya, saya diomelin tuh. Jangan buang, taruh di apotek masih bisa dijual tuh. Saya buang ke tong sampah, langsung sehat walafiat saya," ujar Ahok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Megapolitan
Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com