Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peternakan Babi Ilegal di Tangerang Tutup 40 Meter Lebar Kali Cisadane

Kompas.com - 15/10/2015, 15:10 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Asisten 1 Tata Pemerintahan Pemerintah Kota Tangerang Saiful Rohman menjelaskan alasan penertiban puluhan peternakan babi dan ayam di Kelurahan Mekarsari, Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang, Kamis (15/10/2015) pagi.

Selain karena peternakan tersebut tidak punya izin usaha, tempat yang dipakai untuk mendirikan peternakan berada di bantaran Kali Cisadane.

"Tujuan kami mau mengembalikan sungai ke fungsi awalnya. Ini mereka pakai bantaran kali sudah makan 20 sampai 40 meter lebar sungai loh," kata Saiful kepada Kompas.com.

Saiful mengatakan, pengusaha peternakan babi dan ayam di sana dulunya berada di kawasan Jalan Benteng Betawi, sekitar tahun 1980-an.

Setelah cukup lama dibiarkan, peternakan babi dan ayam di sana ditertibkan oleh Pemerintah Kota Tangerang karena menyalahi peruntukkan lahan yang harusnya untuk ruang terbuka hijau (RTH).

Setelah itu, para pengusaha korban penertiban baru pindah ke Mekarsari, tempat yang ditertibkan pada hari ini.

Saiful melihat, jumlah pengusaha yang dulunya di Jalan Benteng Betawi tidak sebanyak jumlah pengusaha yang kini berada di Mekarsari. Adapun panjang bantaran Kali Cisadane yang dijadikan peternakan babi dan ayam di Mekarsari hampir satu kilometer.

"Dari tahun 2010 sampai sekarang itu makin banyak saja yang buka peternakan di sini. Enggak cuma peternakan, ada rumah potong juga. Padahal sudah jelas, di kawasan Neglasari, tidak ada peruntukkan buat peternakan atau rumah pemotongan. Adanya di Karawaci," tutur Saiful.

Dari penertiban ini, tidak ada ganti rugi yang diberikan kepada para pengusaha. Sebagian besar dari mereka hanya pasrah melihat bangunan semi permanen milik mereka dibongkar oleh petugas.

Pantauan Kompas.com, penertiban berlangsung tertib. Beberapa pemilik peternakan ada yang ikut dengan petugas membongkar bangunan mereka. Warga yang lain juga ada yang sibuk mengungsikan barang milik mereka sebelum bangunannya dirobohkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Megapolitan
Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com