Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polda Metro Bikin "Tempat Aman Anak" di Jakarta

Kompas.com - 19/10/2015, 17:15 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Berangkat dari sejumlah kasus kekerasan pada anak di Jakarta, Polda Metro Jaya menggagas 'tempat aman anak' di Jakarta. Tempat tersebut diklaim dapat memberikan rasa aman bagi anak-anak saat berada di luar rumah.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti mengatakan tempat aman anak nantinya akan ditempel stiker dengan tulisan 'tempat aman anak'.

"Ini akan disebarkan ribuan (stiker) dan dibangun kader-kader untuk melindungi anak di Jakarta. Jadi idenya seperti safe stop di New York. Tetapi di Indonesia kita lebih familiar, tempat aman anak," kata Krishna di Jakarta, Senin (19/10/2015).

Polisi dari polres dan polsek akan menempel stiker ini di rumah atau toko-toko yang sudah dipilih.

Kemudian, para tempat aman anak tersebut diharus memiliki nomor telepon anggota polisi, baik polsek atau pun polres setempat.

"Anak-anak, ketika melihat stiker ini di rumah, di kaca, kalau ada sesuatu hal dia datang ke toko. Nah yang punya toko itu berarti tempat aman anak. Dia akan kontak polisi, Pak Polisi ini ada anak, dia tersesat, pak polisi, ini anak kok berteriak-teriak dan sebagainya," kata Krishna.

Menurut Krishna, anak-anak perlu mendapat perlindungan kuat dari semua elemen. Termasuk dari masyarakat itu sendiri.

"Masyarakat bertanya apa yang bisa dilakukan oleh masyarakat. Cukup menempelkan ini di tempatnya, anak diajari dan disosialisasikan di sekolah bahwa ini tempat anak."

"Mereka bebas bermain di mana pun, ketika mereka tahu ada orang jahat, mereka tahu di mana harus berlindung," kata Krishna.

Pemilihan tempat aman anak juga akan dipilih secara ketat oleh polisi. Salah satunya dapat dipercaya dan memiliki tempat terbuka. Tempat aman anak ini rencananya akan diluncurkan pada Rabu (21/10/2015).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Megapolitan
Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Megapolitan
Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Megapolitan
Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Megapolitan
Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Megapolitan
'Update' Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

"Update" Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

Megapolitan
Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Megapolitan
Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Megapolitan
Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Megapolitan
Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin 'Jogging Track'

Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin "Jogging Track"

Megapolitan
Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com