Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengemudi Go-Jek: Kalau Saya Tidak "Ngojek", Anak Istri Saya Makan Apa?

Kompas.com - 03/11/2015, 09:16 WIB
Bhirawa mbani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Beberapa pengemudi Go-Jek masih beroperasi di sekitar Stasiun Palmerah, Jakarta. Namun, mereka tidak memakai atribut jaket dan helm.

Salah satunya adalah Samsul. Dia terlihat sibuk dengan handphone di tangannya, menunggu calon penumpang.

Kepada Kompas.com, Selasa (3/10/2015), Samsul mengaku bahwa dia juga menerima SMS ajakan mogok. Namun, dia hanya mengiyakan, tidak melakukannya.

"Saya iya-iya aja. Tapi, kalau ikut, ya itu tadi, gimana penghasilannya. Kalau saya enggak ngojek, istri dan anak saya makan apa nanti," katanya.

Terkait perubahan tarif Go-Jek yang berlaku sejak Senin (2/11/2015) kemarin, dia mengaku memang semakin sulit.

Menurut dia, satu hal yang paling diprotes pengemudi Go-Jek adalah jumlah poin untuk penerimaan bonus, dari lima menjadi delapan.

Menurut dia, dengan banyaknya pengemudi Go-Jek, sulit sekali mendapatkan lima penumpang dalam sehari.

"Sekarang Go-Jek sudah banyak banget, apalagi sekarang harus delapan dulu baru bonus," ujar Samsul.

Samsul mengaku mendapat rata-rata Rp 2 juta setiap bulannya. "Itu kan susah buat kosan anak istri, apalagi sekarang mau ditambah delapan dulu baru bonus," ujarnya.

Setiap hari, kata Samsul, dia mengisi bahan bakar sebanyak tiga kali. Sekali mengisi, dia mengeluarkan Rp 25.000.

"Nah, kalau dinaikkin delapan pelanggan baru dapet bonus 50.000 dari asalnya cuma lima, buat bensin saja enggak cukup," ujarnya.

Ia menginginkan manajemen Go-Jek tetap memberlakukan kebijakan lama karena lebih nyaman.

"Menurut saya, kalau manajemen Go-Jek tetap memutuskan perubahan tarif kayak gini, penumpang Go-Jek banyak yang mengundurkan diri," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Remaja Diperkosa Staf Kelurahan, Pelaku Belum Ditangkap 2 Tahun Usai Kejadian

Remaja Diperkosa Staf Kelurahan, Pelaku Belum Ditangkap 2 Tahun Usai Kejadian

Megapolitan
Gerebek Pabrik Narkoba di Bogor, Polisi Sita 1,2 Juta Butir Pil PCC

Gerebek Pabrik Narkoba di Bogor, Polisi Sita 1,2 Juta Butir Pil PCC

Megapolitan
Perundungan Pelajar SMP di Citayam, Pelaku Jambak dan Pukul Korban Pakai Tangan Kosong

Perundungan Pelajar SMP di Citayam, Pelaku Jambak dan Pukul Korban Pakai Tangan Kosong

Megapolitan
Kemenhub Sesalkan Kasus Dugaan KDRT yang Dilakukan Pegawainya

Kemenhub Sesalkan Kasus Dugaan KDRT yang Dilakukan Pegawainya

Megapolitan
Dijebak Bertemu Perundungnya, Siswi SMP di Bogor Awalnya Diajak 'Ngopi' Bareng

Dijebak Bertemu Perundungnya, Siswi SMP di Bogor Awalnya Diajak "Ngopi" Bareng

Megapolitan
Tingkah Oknum Pejabat Kemenhub: Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci Usai Ketahuan Selingkuh, lalu Lakukan KDRT

Tingkah Oknum Pejabat Kemenhub: Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci Usai Ketahuan Selingkuh, lalu Lakukan KDRT

Megapolitan
2 Perundung Siswi SMP di Bogor Terancam Dikeluarkan dari Sekolah

2 Perundung Siswi SMP di Bogor Terancam Dikeluarkan dari Sekolah

Megapolitan
Polisi Bongkar “Home Industry” Narkoba di Bogor

Polisi Bongkar “Home Industry” Narkoba di Bogor

Megapolitan
Polisi Amankan Dua Pelaku Perundungan Siswi SMP di Citayam

Polisi Amankan Dua Pelaku Perundungan Siswi SMP di Citayam

Megapolitan
Dirundung karena Rebutan Cowok, Siswi SMP di Bogor Dijebak untuk Bertemu

Dirundung karena Rebutan Cowok, Siswi SMP di Bogor Dijebak untuk Bertemu

Megapolitan
Dewan Pertimbangan Jagokan Ahmed Zaki Jadi Bacagub Jakarta dari Golkar

Dewan Pertimbangan Jagokan Ahmed Zaki Jadi Bacagub Jakarta dari Golkar

Megapolitan
Aksi Pejabat Kemenhub Injak Kitab Suci demi Buktikan Tak Selingkuh, Berujung Terjerat Penistaan Agama

Aksi Pejabat Kemenhub Injak Kitab Suci demi Buktikan Tak Selingkuh, Berujung Terjerat Penistaan Agama

Megapolitan
Polisi Periksa Pelajar SMP yang Jadi Korban dan Pelaku Perundungan di Bogor

Polisi Periksa Pelajar SMP yang Jadi Korban dan Pelaku Perundungan di Bogor

Megapolitan
Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com