Menurut dia, banjir terjadi karena perilaku masyarakat yang belum tertib dalam membuang sampah sehingga menghambat aliran air saat hujan. Isnawa pun mengklaim bahwa instansinya selama ini rutin menjaga kebersihan gorong-gorong. (Baca: Jalan di Kolong Landmark Banjir, Saluran Langsung Dibersihkan)
"Ini masalah kesadaran masyarakat yang suka buang sampah sembarangan. Jadi, kadang hari ini sudah bersih, terus malam hujan deras, sampah masuk lagi. Dalam hitungan 2-3 jam, kotor lagi," kata Isnawa di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (9/11/2015).
Isnawa ke depannya bakal menginstruksikan para petugas kebersihan agar lebih rutin mengecek kebersihan gorong-gorong, terutama saat terjadinya hujan.
Selain fokus membersihkan gorong-gorong, Isnawa menyatakan akan menginstruksikan penyiagaan alat-alat berat di sejumlah pintu air.
Alat berat tersebut disiagakan di sejumlah pintu air untuk mengantisipasi penumpukan sampah yang berpotensi menyebabkan tersendatnya aliran air.
"Kita akan taruh alat berat di semua pintu air yang krusial terjadi penumpukan, contohnya di Manggarai, Kalibata. Jadi, tidak boleh lagi ada sampah-sampah nyangkut di pintu air," ujar dia.
Pada Sabtu kemarin, ketinggian air yang menutupi kolong Landmark mencapai 1 meter. Akibatnya, terowongan ini tidak bisa dilalui kendaraan selama beberapa jam.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tidak menyalahkan Dinas Tata Air atas banjir tersebut. Basuki mengklaim bahwa perawatan berkala terhadap semua pompa air di DKI terus dilakukan. (Baca: Banjir Rendam Kolong Landmark, Ahok Tak Salahkan Dinas Tata Air)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.