Dengan konsep ini, nantinya penyediaan lahan parkir akan dilakukan oleh pemilik atau pengelola gedung yang ada di sekitar stasiun. (Baca: "Park and Ride" PGC Tak Seharusnya Dikelola Swasta)
"Jadi, kita kerja sama dengan pemilik gedung-gedung yang ada di sekitar stasiun," kata Sekretaris PT MRT Jakarta Tubagus Hikmatullah saat dihubungi, Kamis (12/11/2015).
Menurut Hikmat, sejauh ini PT MRT sudah mengadakan pembicaraan dengan kurang lebih 20 pemilik atau pengelola gedung sekitar stasiun. "Dan kita juga sudah melakukan MoU (nota kesepahaman)," ujar dia.
Sebelumnya, Kepala Unit Pengelola (UP) Perparkiran Dinas Perhubungan dan Transportasi (Dishubtrans) DKI Jakarta, Sunardi Sinaga menilai rancangan stasiun-stasiun MRT yang ada saat ini belum ideal. (Baca: Tak Ada "Park and Ride", Rancangan Stasiun MRT Dinilai Belum Ideal)
Sebab, di lokasi stasiun tidak tersedia fasilitas park and ride. Padahal, kata dia, fasilitas park and ride memegang peranan penting dalam upaya mengubah kebiasaan warga dari menggunakan kendaraan pribadi ke transportasi umum.
Karena itu, Sunardi mengatakan bahwa instansinya telah meminta PT Jakarta merancang fasilitas tersebut.
"Mereka yang bawa kendaraan dari rumah kan butuh tempat untuk meninggalkan kendaraannya," kata dia di Balai Kota, Kamis pagi.
Layanan MRT Jakarta ditargetkan sudah dapat beroperasi pada 2018. Untuk tahap awal, rute yang dilalui adalah dari Lebak Bulus-Bundaran Hotel Indonesia.
Akan ada 13 stasiun yang dilalui rute tersebut. Sebanyak 13 stasiun itu terdiri dari enam stasiun bawah tanah dan tujuh stasiun layang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.