Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fitra Curigai Realisasi Dana Hibah Tangsel yang Lebih Besar dari Dana Pendidikan dan Kesehatan

Kompas.com - 23/11/2015, 21:04 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) mengungkapkan adanya perbedaan signifikan realisasi anggaran dana hibah dengan realisasi anggaran Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan Pemerintah Kota Tangerang Selatan.

Menurut Sekretaris Jenderal Fitra Yenny Sucipto, realisasi dana hibah dalam APBD-Perubahan 2015 Pemkot Tangsel jauh lebih besar dibandingkan dengan realisasi anggaran Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan. (Baca: Usulan Dana Hibah pada APBD-P Tangsel untuk Pilkada Dinilai Terlalu Besar)

"Kami dapat data dari BPK RI, untuk realisasi dana hibah tahun 2014, Pemkot Tangsel hanya Rp 28 miliar. Tahun ini, realisasi sejak disahkannya APBD-P pada Oktober sampai hari ini sudah Rp 76 miliar," kata Yenny di BSD, Tangerang Selatan, Senin (23/11/2015).

Dalam APBD-P 2015, Pemkot Tangsel mengalokasikan dana hibah sebesar Rp 105 miliar. Alokasi anggaran dana hibah dalam APBD-P ini meningkat 76 miliar dari alokasi pada APBD 2015 yang jumlahnya Rp 29 miliar. (Baca: Fitra: Alokasi Dana Hibah APBD-P Tangsel Melonjak Rp 76 Miliar)

Sementara itu, lanjut Yenny, realisasi belanja Dinas Pendidikan kuartal II hanya Rp 139 miliar dari alokasi anggarannya sebesar Rp 544 miliar.

Yenny juga mencatat bahwa realisasi anggaran Dinas Kesehatan pada kuartal II kurang lebih Rp 36 miliar dari anggaran Rp 177 miliar yang dialokasikan.

Jika melihat tingginya realisasi dana hibah tersebut, Yenny menduga adanya upaya politisasi anggaran menjelang pilkada Desember 2015.

"Kalau melihat pola yang seperti ini, di beberapa daerah, petahana memang menggunakan dana bansos untuk politisasi APBD, apalagi yang ikut pilkada. Contohnya kalau dana bansos dialokasikan untuk program-program dia untuk kepentingan promosi ke SKPD yang bisa menguntungkan dia," papar Yenny.

Menurut dia, dana hibah cenderung dimanfaatkan petahana. Ada kecenderungan manupulasi data dengan memasukkan penerima dana hibah fiktif. (Baca: Aturan soal Dana Hibah atau Bansos Akan Direvisi untuk Hindari Penyelewengan)

Modus lainnya dengan mengalokasikan hibah untu lembaga yang sama, atau lembaga yang masih berhubungan dengan keluarga dan kerabat petahana.

"Dari riset di Pulau Jawa saja, ditemukan strategi atau modus korupsi politik dalam alokasi dana hibah yang tujuannya untuk pemenangan pilkada," sambung Yenny.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com