Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Permasalahan Sosial-Ekonomi Warga Rusunawa Tengah Dikaji

Kompas.com - 01/12/2015, 15:55 WIB
JAKARTA, KOMPAS — Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Provinsi DKI Jakarta Ika Lestari Aji mengatakan, pihaknya memahami permasalahan sosial-ekonomi warga relokasi yang menunggak pembayaran sewa unit rusun. Ia mengatakan saat ini tengah mengkaji persoalan tersebut.

Ika mengakui, ada banyak perubahan yang dihadapi warga relokasi sejak tinggal di rumah susun sederhana sewa. Mereka direlokasi karena tempat tinggal lamanya terkena berbagai proyek pembangunan kota.

"Warga Kampung Pulo, misalnya, sebelumnya tinggal di rumah milik mereka, tanpa membayar sewa. Kami pun khawatir akan ada masalah tunggakan sewa unit rusun yang sama seperti di Rusunawa Pulogebang," tuturnya, Senin (30/11).

Pengamatan di lapangan, beban biaya sewa unit rusunawa memang mulai membayangi warga Kampung Pulo, Jatinegara, yang direlokasi ke Rusunawa Jatinegara Barat, Jakarta Timur.

Supriatin (40), salah satu warga relokasi itu, mengaku belum bisa membayangkan berapa uang yang harus disisihkan untuk membayar sewa unit rusun. Selama di Kampung Pulo, dia bersama dua adiknya menempati rumah milik orangtua mereka.

"Kalau air, listrik, kami sudah bayar sendiri. Cuma yang tidak biasa ini, kan, bayar sewa unit. Kami takut tak sanggup bayar, kemudian diusir," katanya.

Seperti diwartakan, sebagian warga yang direlokasi dari Waduk Pluit ke Rusunawa Pulogebang kini menunggak pembayaran sewa unit rusun. Bahkan, ada yang tunggakannya mencapai Rp 14 juta (Kompas, 30/11).

Hal ini disebabkan mereka tercerabut dari akar sosial-ekonomi di daerah asal dan kesulitan mencari mata pencarian baru di tempat baru.

Ika enggan menyebutkan jumlah tunggakan sewa unit rusunawa di kalangan warga relokasi ini. Dia hanya mengakui ada cukup banyak tunggakan.

Menurut Ika, pihaknya kini juga sedang mengkaji dalam skala kecil terkait permasalahan warga yang direlokasi ke rusun.

"Dari pengamatan kami, permasalahan ini tak bisa diselesaikan secara general. Setiap tempat ada perbedaan masalah. Kami akan studi kasus per kasus," ucap Ika.

Bersiasat

Di rusun-rusun lain, warga relokasi ini bersiasat agar bisa membayar sewa unit per bulan.

Sebagian warga eks bantaran kali dan pinggir rel kereta api yang tinggal di Rusunawa Pesakih, Jalan Daan Mogot Kilometer 14, Jakarta Barat, membuka warung kecil-kecilan di lantai dasar rusun.

Sebagian mengaku hasilnya cukup untuk membayar biaya sewa Rp 200.000-300.000 per bulan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com