Sebab, kata Andri, PT Transjakarta tidak mungkin mengadakan kerja sama dengan pihak yang masih terlibat sengketa.
"Karena kalau mau kerja sama, kita perlu tahu siapa pemimpinnya, bagaimana perusahaannya. Kan sekarang ini masih ribut. Jadi enggak mungkin dong saya berkontrak dengan dua pemilik yang masih ribut," kata Andri di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (7/12/2015).
Manajemen PT Metromini diketahui terpecah menjadi dua. Tercatat ada dua orang yang saat ini menyatakan diri sebagai pimpinan manajemen yang sah, yakni atas nama TH Panjaitan dan Nofrialdi.
Kondisi tersebut sudah berlangsung dalam beberapa tahun terakhir.
Andri berharap kedua belah pihak, bersama dengan para pengusaha-pengusaha bus metromini lainnnya mau duduk bersama menyelesaikan permasalahan tersebut.
"Selesaikan dulu masalah internal di Metromini," ujar dia.
Sebelumnya, salah seorang pengusaha metromini, Azas Tigor Nainggolan mengatakan, bahwa para pengusaha bus metromini sebenarnya sudah mau bergabung di bawah pengelolaan PT Transjakarta.
Namun, keinginan tersebut tidak mendapat tanggapan dari Dinas Perhubungan dan Transportasi.
[Baca: Susah Bergabung dengan PT Transjakarta, Pengusaha Metromini Salahkan Dishub]
"Kami sangat ingin (bergabung). Ini udah lama sebetulnya, Gubernur (Basuki Tjahaja Purnama) juga udah bilang. Tapi permasalahannya ini Dishub kurang cerdas menterjemahkan policy Ahok. Gimana buat metromini agar bisa akses masuk ke manajemen Transjakarta. Saya sendiri udah pernah mengajukan sejak tahun 2012 ke Dishub tapi gak pernah dapet respons untuk peremajaan dan revitalisasi," kata Tigor saat dihubungi.