Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemilik dan Sopir Metromini Harus Dikenakan Pidana jika Ugal-ugalan

Kompas.com - 07/12/2015, 20:05 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Pengusaha metromini setuju agar para sopir yang ugal-ugalan diberi tindakan tegas. Namun, hal tersebut juga harus dilakukan kepada pemilik bus itu sendiri. Apalagi jika sampai mengakibatkan hilangnya nyawa seseorang.

Seperti yang dikatakan oleh salah satu pengusaha bus metromini, Azas Tigor Nainggolan.

Ia berkaca pada kasus tewasnya 18 penumpang dan sopir bus metromini di pelintasan Angke, Jakarta Barat, Minggu (6/12/2015) kemarin.

"Saya pikir pemilik jangan hanya disanksi cabut usaha, pemilik harus kena pidana juga karena dia membiarkan armada ugal-ugalan," kata Tigor ketika dihubungi, Senin (7/12/2015).

Pasalnya, kelalaian pemilik bisa menjadi penyebab kerugian untuk orang lain.

Karena itu, harus dipidanakan agar memberikan efek jera terhadap para sopir maupun pemilik angkutan kota lainnya.

"Saya terus terang nih ya, saya punya delapan unit (metromini). Yang beroperasi paling dua unit. Karena nggak ada sopir yang bener. Nggak ada penumpang yang mau naik," klaimnya.

Namun, lanjutnya, banyak sopir yang datang ke-pool, untuk mengoperasikan unit bus miliknya.

Tapi justru banyak yang tidak memiliki SIM, nekat mendaftar untuk menjadi pengemudi bus tersebut.

"Masa SIM aja gak punya. Harusnya seperti itu sehingga orang nggak asal operasikan. Pemilik harus tanggung jawab juga. Dia enggak bisa membiarkan. Kalau dibiarkan, 18 orang meninggal. Termasuk kopaja kemarin juga meninggal 1 orang. Harus ada efek jera, jangan cuma sopirnya (saja) pemiliknya juga," katanya.

Seharusnya, untuk menjadi pengusaha angkutan kota, harus melalui proses yang ketat. Salah satunya, jelas domisili, memiliki syarat teknis, pengecekan langsung ke pool, dan perekrutan sopir yang harus diperketat.

"Coba main ke terminal Senen, itu sopir pada judi, mabok, mobilnya tahu gak ke mana? Dioperasikan sama sopir tembak," katanya. (Mohamad Yusuf)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com