Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Bisa Buktikan Tidak Anti-PNS jika Gandeng Sekda Maju Pilkada

Kompas.com - 04/01/2016, 10:46 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama sudah mengungkapkan keinginannya untuk mengajak pegawai negeri sipil (PNS) DKI maju sebagai cawagub yang mendampinginya dalam Pilkada DKI 2017.

Satu-satunya PNS yang namanya mulai dimunculkan sebagai calon kandidat untuk maju dalam Pilkada DKI Jakarta adalah Sekretaris Daerah DKI Saefullah. (Baca: Ahok Ingin Gandeng PNS sebagai Pasangannya di Pilkada DKI Jakarta 2017)

Lantas, bagaimana peluang Basuki memenangkan Pilkada 2017 jika menggandeng Saefullah sebagai cawagub?

Direktur Cyrus Network Hasan Nasbi ketika dihubungi, Minggu (3/1/2016) menyebut kemungkinan itu sebagai suatu terobosan.

Langkah tersebut, menurut dia, sekaligus membuktikan kepada publik bahwa Basuki tidak memusuhi PNS.

"Sebenarnya itu sebuah terobosan juga. Itu bisa membuktikan kalau Ahok tidak memusuhi PNS bahwa kalau ketemu PNS yang baik justru dia mau PNS yang jadi wakilnya dia," ujar Hasan.

Selama ini, Basuki terkenal keras terhadap PNS DKI. Pria yang dikenal dengan nama Ahok itu tidak segan untuk mencopot PNS yang buruk kinerjanya dari jabatan mereka.

Ahok juga sering memarahi PNS di depan umum jika tidak puas dengan hasil kerja mereka. (Baca juga: Jika Sekda DKI Melawan Ahok pada Pilkada 2017...)

Hasan juga menilai bahwa menggandeng Saefullah bisa menjadi opsi bagi Ahok agar mendapatkan kekuatan lebih dari internal pemerintah.

"Artinya Ahok tidak anti-PNS, Ahok cuma alergi dengan PNS yang enggak kerja dan korup. Itu bagus sih buat Ahok karena itu juga bisa mensolidkan dukungan internal," ujar Hasan.

Jika Ahok menggandeng kader partai

Sebaliknya, Hasan menilai aneh jika Ahok tidak menggandeng PNS atau pihak independen lain untuk mendampinginya dalam Pilkada DKI 2017.

Lebih aneh lagi jika orang yang mendampingi Ahok merupakan kader partai politik. Hal itu dikarenakan selama ini Ahok menunjukkan sikap yang anti-partai.

"Loh kok sudah anti partai sekarang punya wakil orang partai lagi. Itu justru menimbulkan pertanyaan publik yang Ahok sendiri akan repot jawabnya," ujar Hasan.

Opsi ini akan semakin aneh apabila Ahok maju dalam Pilkada DKI 2017 melalui jalur independen. (Baca juga: Asal-usul Masuknya Saefullah hingga Ridwan Kamil dalam Bursa Cagub Gerindra)

Sebab, masyarakat yang memberikan dukungan KTP kepada Ahok telah menaruh harapan bahwa mantan bupati Belitung Timur itu tidak berhubungan dengan parpol.

Atas dasar itu, Hasan menilai lebih baik jika Ahok menggandeng PNS sebagai cawagub.

"Karena sekarang dia mau maju lewat independen artinya dia enggak percaya partai, pendukungnya juga mau Ahok maju independen dan mengabaikan partai," ujar Hasan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com