Menurut dia, Golkar hanya ingin mengetahui respon masyarakat dengan memunculkan nama Tantowi. (Baca: Tantowi: Ahok Bukan Lawan Mudah, tetapi Bukan Tak Bisa Dikalahkan)
"Itu kan bagian dari sosialisasi saja, ingin mendapatkan respon dari masyarakat seperti apa. Namun secara formal ada mekanisme yang harus dilalui di internal partai," ujar Ashraf di Gedung DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Selasa (5/1/2016).
Ashraf mengatakan, partainya tidak mau terburu-buru untuk menentukan kader yang akan diusung dalam pilkada DKI 2017.
Sebab, menurut dia, waktu yang tersedia untuk menentukan kandidat calon gubernur atau wakil gubernur, masih panjang.
"Nanti akan kami bicarakan siapa dari kader Golkar yang akan ditampilkan sebagai calon gubernur atau wagub. Sampai hari ini belum ada keputusan yang formal," ujar Ashraf.
Meski demikian, ia tidak menampik jika Tantowi Yahya berpeluang menjadi cagub dari Golkar.
Tantowi dinilainya sebagai sebagai sosok yang memiliki popularitas dan elektabilitas tinggi.
Sebelumnya, Tantowi mengaku telah mendapat mandat dari Ketua Umum Partai Golkar hasil Munas Bali Aburizal Bakrie untuk menjadi calon gubernur DKI Jakarta. (Baca: Tantowi Yahya Hitung Cermat Jadi Calon Gubernur DKI Jakarta)
Tantowi terpilih sebagai anggota DPR dari daerah pemilihan DKI Jakarta III (Jakarta Barat, Jakarta Utara, dan Kepulauan Seribu). Ia juga menjabat Wakil Ketua Komisi I DPR RI.
Jika maju sebagai calon gubernur, maka ia harus mundur dari keanggotaannya di parlemen.
Ia mengatakan, bukan hal mudah untuk menjadi anggota DPR sehingga ia perlu memperhitungkan pencalonannya di pemilihan kepala daerah serentak 2017.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.