Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingin Malas Bekerja, Ini Saran Ahok untuk PNS DKI Jakarta

Kompas.com - 05/02/2016, 17:39 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengancam akan memotong tunjangan kinerja daerah (TKS) para pegawai negeri sipil (PNS) yang malas dan tidak punya semangat kerja.

Namun, ia memberikan solusi kepada PNS tersebut.

Menurut Ahok, para PNS yang saat ini malas dan tidak punya semangat kerja bisa mengajukan untuk pindah kerja ke kantor kelurahan yang dekat dari tempat tinggalnya.

Nantinya di kantor kelurahan itu, para PNS yang bersangkutan dapat bertugas di Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP), pemantau juru pemantau jentik nyamuk (Jumantik), ataupun pengawas ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA).

"Kalau sudah malas tolong pilih kerjaan yang enak. Yang kadang ada orang, kadang enggak ada orang, bisa pilih PTSP. Duduk aja kan. Kalau pas hari itu enggak ada yang datang tinggal main blackberry. Nanti tetap dibayar Rp 10 Juta, Anda juga masih bisa dapat TKD," kata Ahok saat melantik 115 pejabat eselon III dan IV di Balai Kota, Jumat (5/2/2016).

Sebelumnya, Ahok mengultimatum para PNS yang malas di lingkungan Pemorov DKI Jakarta. Menurutnya, nantinya PNS yang satu hari tidak masuk kerja tanpa keterangan akan langsung mendapat potongan TKD sebesar 50 persen.

Menurut Ahok, pemotongan TKD hingga 50 persen merupakan bagian dari sanksi keras. Ia menilai sanksi keras perlu diberikan karena saat ini PNS DKI mendapat gaji yang cukup tinggi.

Bahkan, ia menyebut Pemprov DKI adalah institusi pemerintah dengan besaran gaji pegawai tertinggi di Indonesia. Karena gaji yang tinggi, Ahok menilai pelayanan yang diberikan pun harus bagus.

Karena itu, ia pun meminta agar para pejabat gencar mengawasi para stafnya. (Baca: Ahok Ancam Potong TKD PNS yang Malas hingga 50 Persen)

"Saya tidak mau lagi ada staf yang tidak bekerja. Pokoknya belum waktunya udah pulang. Malasnya minta ampun. Padahal kita gaji mereka Rp 10 Juta," kata mantan Bupati Belitung Timur ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Megapolitan
Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Megapolitan
Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Megapolitan
Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Megapolitan
Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com