JAKARTA, KOMPAS.com — JA (35) sempat tak mengakui bahwa dia menculik dan membunuh bocah J. Bahkan, ia merekayasa cerita bahwa ada dua orang yang sebenarnya pelaku penculikan dan pembunuhan bocah J.
Rekayasa tersebut diungkapkan sebagai alibi bahwa dia bukan pelakunya.
Saat ditangkap pada Minggu (7/2/2016) lalu, JA mengatakan bahwa dirinya dititipi dua orang yang tidak dikenal. Bahkan, ia bercerita sebelumnya diancam dibunuh jika tak mau dititipkan.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Krishna Murti mengatakan bahwa apa yang diceritakan JA merupakan rekayasa. JA memang sudah niat menculik dan membangun alibi.
"Dia panik. Dia tahu kalau anak itu diculik dan dicari-cari," kata Krishna di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (9/2/2016).
Bermodal dua ponsel, JA kemudian menyusun rencana. Satu ponsel digunakan untuk menginformasikan lewat pesan singkat ke temannya seolah-olah J diculik oleh orang lain.
Satu ponsel lagi digunakan dirinya seolah-olah merupakan "pelaku" penculikan dan pembunuhan bocah J.
"Satu HP seolah-olah adalah pelaku yang dua orang itu, yang menyuruh dia menculik. Nanti satu HP lagi dia yang mengatakan seolah-olah dia mengamankan. Jadi, dua HP milik dia," kata Krishna.
Setelah diperiksa intensif, akhirnya JA (35) mengaku menculik dan membunuh bocah asal Depok, J (7), di rumahnya, Lubang Buaya, Jakarta Timur. (Baca: Pelaku Membunuh Bocah yang Diculik karena Panik Saat Digerebek)
Dia membunuh J lantaran panik saat rumahnya digerebek polisi. Sementara itu, motif dari penculikan dan pembunuhan tersebut masih belum diketahui.
J ditemukan tewas di rumah orang yang menculiknya, JA, di Jalan Albaido, Kelurahan Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur, Minggu (7/2/2016). J ditemukan di kamar mandi dalam keadaan meninggal dunia.
Seusai diotopsi di Rumah Sakit Polri, Kramatjati, Jakarta Timur, jenazah J langsung dibawa pulang oleh keluarganya untuk dikebumikan di Garut, Jawa Barat. (Baca: Polisi Telusuri Kemungkinan Pelaku Lain Penculikan dan Pembunuhan Bocah J)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.