Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penculik dan Pembunuh Bocah J Itu Berlatar Belakang "Broken Home"

Kompas.com - 09/02/2016, 20:44 WIB
DEPOK, KOMPAS.com - JA (35), tersangka kasus penculikan dan pembunuhan terhadap J (7), bocah kelas I SDN Beji 03, Depok, tinggal bersama ibunya, M di kawasan Lubang Buaya, Jakarta.

Ia tinggal berdua ibunya sejak orangtuanya bercerai. (Baca: Tersangka Penculikan dan Pembunuhan Bocah Asal Depok Kerap Diomeli Ibunya).

Menurut Kasat Reskrim Polresta Depok Komisaris Teguh Nugroho, perceraian orangtua tersebut diduga menjadi penyebab hubungan JA dengan keluarganya tidak lagi wajar dan harmonis.

Dulunya, kata dia, keluarga JA tergolong keluarga mampu dari segi ekonomi. Hal itu masih tampak dari kondisi rumahnya di Lubang Buaya.

Namun, sejak ayah JA meninggalkan mereka, kondisinya keluarga itu berubah.

"Sekarang ibunya cuma pembantu rumah tangga karena ditinggal bapaknya Begeng (JA) dan sudah bercerai," kata Teguh, Selasa (9/2/2016).

Hari ini, polisi memeriksa M sebagai saksi dalam kasus penculikan dan pembunuhan yang diduga melibatkan JA tersebut.

Menurut Teguh, selama ini JA kerap dimarahi ibunya, M. Ia mengatakan bahwa sang ibu mengaku kerap menasihati JA agar tidak luntang-lantung tanpa tujuan hidup yang jelas.

"Dari keterangan tetangga, si ibu memang sering teriak-teriak omelin Begeng (JA). Sebab Begeng (JA) orangnya cuek dan tak acuh," sambung Teguh.

Bahkan, menurut Teguh, M kini terkesan acuh dan tak peduli akan perbuatan yang dilakukan JA. Ia tidak menunjukkan kekecewaan akan perbuatan yang dilakukan anaknya.

Sementara itu, Kapolresta Depok Kombes Dwiyono mengatakan bahwa pihaknya melakukan pemeriksa fisik dan kejiwaan terhadap JA.

Pemeriksaan fisik dilakukan di RS Polri Sukanto, Kramatjati, Jakarta Timur, Selasa siang. (Baca: Komnas PA Nilai Ada Faktor Psikologis di Kasus Penculikan Anak di Depok).

Setelah itu, pemeriksaan kejiwaan dilakukan dengan mendatangkan psikolog dari Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Elizabeth Santoso.

"Pemeriksaan fisik dan kejiwaan juga melihat ada tidaknya kekerasan seksual yang dilakukan pelaku," kata Dwiyono, Selasa.

Menurut dia, sampai saat ini, hasil otopsi dari RS Polri Sukanto masih dianalisis untuk melihat ada tidaknya kekerasan seksual yang dilakukan pelaku.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com