Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Kalijodo Tuntut Keadilan dan Merasa Diintimidasi

Kompas.com - 16/02/2016, 06:22 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Puluhan warga Kalijodo mendatangi Kantor Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) dan Gedung DPRD DKI Jakarta pada Senin (15/2/2016). Mereka mengaduakn perihal rencana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang hendak menggusur tempat tinggal mereka.

Saat ditemui oleh Komisioner Komnas HAM Hafidz Abbas, warga Kalijodo mengawali pengaduan dengan pernyataan kekecewaan terhadap tindakan jajaran Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang menyertakan aparat bersenjata pada sosialisasi penggusuran yang dilakukan hari Minggu lalu. Warga menilai tindakan tersebut sebagai sebuah bentuk intimidasi.

Sosialisasi yang dilakukan jajaran Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada Minggu lalu memang dibarengi dengan pengerahan puluhan aparat bersenjata laras panjang dari kepolisian.

"Mereka datang dengan senjata laras panjang. Kami diperlukan seperti teroris," kata salah seorang warga, Leonard Eko.

Tokoh masyarakat setempat, Daeng Azis, keberatan jika keberadaan warga Kalijodo dianggap ilegal. Mereka mengaku rutin membayar pajak bumi dan bangunan (PBB). Azis bahkan mengaku setiap tahun membayar PBB sekitar Rp 18 Juta.

Aziz sempat memperlihatkan surat pemberitahuan pajak terutang (SPPT) kepada Hafidz.

"Kami punya bukti kalau kami selalu membayar pajak," kata Azis.

Azis menilai Kalijodo sebagai kawasan yang tidak beda dengan permukiman warga pada umumnya. Maka ia menilai rencana penggusuran yang akan dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak tepat.

Menuntut Keadilan

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta beralasan rencana penggusuran terhadap warga Kalijodo dilatarbelakangi status lahan yang berada di area jalur hijau. Karena itu, Pemprov DKI berencana ingin membangun ruang terbuka hijau di area tersebut.

Namun Azis meragukan rencana itu. Ia menyatakan warga Kalijodo yang sudah lama tinggal di kawasan itu tidak pernah tahu bahwa kawasan itu termasuk ruang terbuka hijau (RTH).

"Menurut info masyarakat, mana yang lebih dulu? Program jalur hijau atau masyarakat yang berdomisili di sana selama 70 tahun? Kalau ada program RTH, mereka pasti tahu," ujar Azis di Gedung DPRD DKI.

Dia lalu membandingkan dengan kawasan lain di daerah sana yang kini terdapat bangunan Season City. Azis mengatakan, Season City juga memiliki profil kawasan seperti Kalijodo. Season City terletak di kawasan yang seharusnya menjadi RTH. Dia mempertanyakan kenapa Pemprov DKI tebang pilih dalam melakukan penertiban.

"Season City sama tanahnya juga sama dengan Kalijodo. Jika hanya Kalijodo yang dibongkar, pasti masyarakat bertanya-tanya di mana keadilan," ujar Azis.

Gubernur Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengatakan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak akan mengizinkan pembangunan mal di atas jalur hijau. Namun, ia mengaku tidak mengetahui jika memang pembangunan Season City mengubah peruntukan lahan hijau. Sebab, pembangunan Season City tidak dilakukan pada masa pemerintahannya.

"Saya enggak tahu Season City sama Mal Taman Anggrek kalau dulu diubah (peruntukan dari lahan hijau)," kata Ahok.

Secara terpisah, Kepala Bidang Penertiban Dinas Penataan Kota DKI Jakarta Bayu Aji membantah tudingan warga. Namun ia tidak menjelaskan secara rinci bantahannya itu.

"Kalau mau lihat peruntukannya sih bisa dilihat di kantor wali kota," ujar Bayu.

Kompas TV Warga Kalijodo: Status Kalijodo Sama Dengan Mal
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com