Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berakhirnya Sepak Terjang Daeng Azis di Kalijodo

Kompas.com - 29/02/2016, 05:29 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - "Sepandai-pandainya tupai melompat, pasti akan jauh juga." Pepatah itu seolah tepat menggambarkan nasib Abdul Azis atau Daeng Azis, tokoh maysarakat Kalijodo.

Senjakala pentolan Kalijodo, Abdul Azis alias Daeng Azis di bekas daerah kekuasaannya tersebut seolah bukan isapan jempol.

Hari ini, Senin (29/2/2016), petualangannya di eks kawasan prostitusi tersebut usai, setelah pemerintah memutuskan untuk meratakan Kalijodo,. Polisi pun menjebloskan Azis ke penjara.

Azis tersandung dua kasus. Pertama soal dugaan mucikari di Kalijodo. Kedua, soal dugaan pencurian listrik di kafe miliknya, Kafe Intan, Kalijodo.

Namun, bukan perkara mudah menghadirkan Azis untuk diperiksa sebagai tersangka. Misalnya terkait kasus prostitusi yang ditangani Polda Metro Jaya.

Azis tak pernah muncul saat dipanggil penyidik Polda Metro Jaya. Ia kerap kali beralasan memiliki urusan lain sehingga tak bisa hadir. (Baca: Azis "Stay Cool" Saat Dimasukkan ke Dalam Ruang Tahanan).

Ia pun kerap berpindah tempat. Namun, Azis akhirnya ditangkap penyidik Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Utara pada Jumat (26/2/2016) di Sentral Kos, Jakarta Pusat, terkait dugaan pencurian listrik di Kafe Intan.

Saat ditangkap, pentolan Kalijodo tersebut tampak tak berdaya. Ia langsung digiring ke kantor polisi untuk dimintai keterangan terkait kasus pencurian listrik yang menjeratnya.

Keesokan harinya, Sabtu (27/2/2016), Azis resmi ditahan. Azis langsung dijebloskan ke jeruji besi pada siang harinya.

Penertiban di depan mata

Penertiban kawasan Kalijodo kini di depan mata. Rencananya, penertiban kawasan yang dikenal rawan prostitusi itu akan dilaksanakan hari ini. (Baca: Bongkar Kalijodo, Aparat Turunkan 5.000 Personil Gabungan).

Pemprov DKI Jakarta menertibkan Kalijodo untuk mengembalikan fungsi kawasan tersebut sebagai ruang terbuka hijau (RTH).

Sejak tiga hari sebelumnya, alat-alat berat tampak disiagakan di kawasan tersebut. Hampir sebagian besar warga pun sudah memilih angkat kaki dari Kalijodo.

Adapun warga yang memiliki rumah dan KTP DKI Jakarta, direlokasi ke Rumah Susun Sederhana Sewa Marunda dan Pulogebang.

Sementara itu, warga yang menjadi pengontrak rumah di Kalijodo, pindah ke tempat lain. (Baca: Api Melalap Sebuah Rumah di Kalijodo).

Azis yang dulu vokal menentang penggusuran kini tampak tak berdaya. Ia mendekam di balik jeruji dan bersiap menghadapi tuntutan hukum atas perbuatannya.

Razman Arif Nasution, pengacara Azis menegaskan, kliennya tak mau dikaitkan jika ada penentangan saat penggusuran Kalijodo berlangsung.

"Saya berharap bahwa dengan legowonya beliau (Azis) dengan ditahannya beliau, maka Kalijodo besok (hari ini) jangan dituduhkan lagi Daeng Aziz, karena dia tidak bisa membuktikan siapa-siapa ke sana (Kalijodo)," kata Razman di Mapolres Metro Jakarta Utara, Sabtu (27/2/2016).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com