Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Belum Aman, Persentase Popularitasnya Dinilai Masih Rendah

Kompas.com - 07/03/2016, 14:24 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Meskipun unggul dalam sejumlah survei terkait potensi bakal calon gubernur pada Pilkada DKI 2017, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dinilai belum aman melaju dalam ajang pertarungan politik tersebut.

Menurut pengamat komunikasi politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio, masih ada peluang besar bagi bakal calon gubernur lainnya untuk menyaingi Basuki.

Dia mengatakan, persentase popularitas Basuki yang rata-ratanya mencapai 43 persen tersebut masih tergolong rendah untuk seorang calon petahana. (Baca: Nasdem: Ahok, "You Will Never Walk Alone").

"Di beberapa survei, Pak Ahok (sapaan Basuki) dapat persentase popularitas rata-rata 43 persen. Sebagai bakal calon incumbent atau petahana, angka itu termasuk kecil. Ahok sendiri sudah mengakui kalau posisinya belum aman," kata Hendri Satrio kepada Kompas.com, Senin (7/3/2016).

Menurut Hendri, seharusnya, Basuki dapat mengantongi angka 50 persen lebih untuk survei popularitas.

Meskipun masih berupa hasil survei, lanjut dia, data yang berkaitan dengan popularitas Basuki ini sedianya dijadikan acuan untuk menentukan strategi ke depan. (Baca: Ahok Pertaruhkan Nasibnya di Tangan Teman Ahok)

Sebelumnya, Basuki menyatakan akan ikut Pilkada DKI Jakarta melalui jalur independen apabila relawannya, Teman Ahok, mampu mengumpulkan 1 juta data KTP warga sebagai bentuk dukungan kepadanya.

Selain Basuki, sejumlah tokoh menunjukkan niatnya untuk merebut kursi DKI 1 pada 2017, di antaranya pengusaha Sandiaga Uno, mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Adhyaksa Dault, pakar hukum tata negara dan birokrat Yusril Ihza Mahendra, dan musisi Ahmad Dhani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com