Basuki atau Ahok sebelumnya sempat bimbang dengan adanya rencana pengusungan atau dukungan dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).
"Saya katakan, ya sudah saya mengerti ini risiko," kata Ahok di Balai Kota, Senin (7/3/2016).
"Bisa-bisa kalau KTP dari kalian tidak terkumpul (hingga satu juta fotokopi KTP), partai marah karena tidak mencalonkan saya. Berarti saya tidak bisa nyalon lagi (pada Pilkada DKI 2017). (Kepemimpinan) saya akan selesai Oktober 2017," kata Ahok dengan raut muka pasrah. (Lihat, Saat Teman Ahok Mencuri Perhatian Sang Gubernur... )
Sebab, kata dia, Teman Ahok berkeras agar dirinya maju melalui jalur independen. Semua partai politik pun diharapkan hanya dapat mendukung, bukan mengusung dia.
Di sisi lain, Ahok menghargai semangat para anak muda itu. Namun, Teman Ahok harus bekerja ekstra keras untuk dapat memenuhi persyaratan sebelum pendaftaran melalui jalur independen pada Juni.
Adapun calon wakil gubernur yang akan diusung Teman Ahok adalah Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) DKI Heru Budi Hartono. (Baca: Digadang Ahok Jadi Cawagub, Akankah Nasib Heru Budi seperti Sarwo Handayani?)
"Pak Heru kan mesti berhenti dari PNS juga. Kariernya dia mesti berhenti nih. Kalau sampai Juni tidak ada yang signifikan, ya mohon maaf, Pak Heru enggak bisa berhenti dan (karier) saya pun di ujung tanduk," kata Ahok.