Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Klarifikasi PDI-P soal Penyebutan Deparpolisasi

Kompas.com - 11/03/2016, 15:34 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPD PDI Perjuangan DKI Jakarta Gembong Warsono mengklarifikasi istilah "deparpolisasi" yang dicetuskan oleh Sekretaris DPD PDI-P DKI Prasetio Edi Marsudi.

Menurut Gembong, istilah itu hanya bahasa yang digunakan oleh pihak internal partai untuk membangkitkan semangat. (Baca: Calon Independen Muncul pada Pilkada 2012, tetapi Tak Disebut Deparpolisasi, Mengapa?)

"Itu sebenarnya adalah bahasa internal kami dalam rangka memperkuat partai," ujar Gembong di Gedung DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Jumat (11/3/2016).

Gembong mengakui, istilah deparpolisasi yang mereka gunakan berangkat dari munculnya calon independen pada Pilkada DKI 2017.

Calon independen membuat PDI-P sadar bahwa kepercayaan masyarakat terhadap partai kian tergerus.

Istilah deparpolisasi pun digunakan di internal partai untuk memperbaiki hal itu. Istilah deparpolisasi, kata dia, seolah menjadi pengingat bagi kader PDI-P untuk berbenah.

"Kalau bicara deparpolisasi, parpol memang merupakan penopang demokrasi kan. Makanya Bu Mega bilang, partai harus diperkuat supaya ya tidak menjadi deparpolisasi. Itu istilah-istilah yang kami gunakan di internal saja," ujar dia.

Menurut dia, istilah deparpolisasi ini sama dengan istilah petugas partai yang sempat ramai saat pencalonan Joko Widodo dalam pemilihan presiden beberapa waktu lalu.

Terkait istilah deparpolisasi ini, Gembong mengatakan bahwa partainya jadi diolok-olok warga, "Di-bully habis, sampai malu saya bacanya kalau di media sosial," ujar dia.

Gembong pun mengatakan bahwa partainya sedang berupaya mengatasi ancaman deparpolisasi itu. (Baca: Apa Itu Deparpolisasi?)

Caranya adalah dengan meningkatkan kualitas kader-kader melalui sekolah kader.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keroyok Pemuda di Tangsel Akibat Buang Air Kecil Sembarangan, Dua Pelaku Ditangkap Polisi

Keroyok Pemuda di Tangsel Akibat Buang Air Kecil Sembarangan, Dua Pelaku Ditangkap Polisi

Megapolitan
Polisi Buru Pemasok Sabu untuk Virgoun

Polisi Buru Pemasok Sabu untuk Virgoun

Megapolitan
Tak Mau Vandalisme, Fermul Kini Minta Izin Dulu Sebelum Bikin Grafiti di Fasilitas Publik

Tak Mau Vandalisme, Fermul Kini Minta Izin Dulu Sebelum Bikin Grafiti di Fasilitas Publik

Megapolitan
Pengelola Diminta Kembali Laporkan 7 Eks Pekerja yang Jarah Aset Rusunawa Marunda

Pengelola Diminta Kembali Laporkan 7 Eks Pekerja yang Jarah Aset Rusunawa Marunda

Megapolitan
Polisi Belum Tetapkan Virgoun Jadi Tersangka Kasus Dugaan Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Belum Tetapkan Virgoun Jadi Tersangka Kasus Dugaan Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Sederet Masalah Rumah Subsidi Jokowi di Cikarang: Bangunan Tak Kokoh, Keramik Terangkat, hingga Air Kotor dan Berbau

Sederet Masalah Rumah Subsidi Jokowi di Cikarang: Bangunan Tak Kokoh, Keramik Terangkat, hingga Air Kotor dan Berbau

Megapolitan
Polisi Tangkap Virgoun Usai Konsumsi Sabu dengan Seorang Perempuan

Polisi Tangkap Virgoun Usai Konsumsi Sabu dengan Seorang Perempuan

Megapolitan
Pemprov DKI Segel Bangunan di Menteng yang Diduga Langgar Aturan Perubahan Tata Ruang

Pemprov DKI Segel Bangunan di Menteng yang Diduga Langgar Aturan Perubahan Tata Ruang

Megapolitan
Hasil Tes Urine Virgoun Positif Metamfetamina

Hasil Tes Urine Virgoun Positif Metamfetamina

Megapolitan
Polisi Sita Sabu dan Alat Isap Saat Tangkap Virgoun

Polisi Sita Sabu dan Alat Isap Saat Tangkap Virgoun

Megapolitan
Pemkot Bakal Normalisasi Sungai Cidepit di Gang Makam Bogor

Pemkot Bakal Normalisasi Sungai Cidepit di Gang Makam Bogor

Megapolitan
Minta Inspektorat Periksa 7 Pekerja yang Jarah Rusunawa Marunda, Heru Budi: Harus Ditindak!

Minta Inspektorat Periksa 7 Pekerja yang Jarah Rusunawa Marunda, Heru Budi: Harus Ditindak!

Megapolitan
Pendukung Tak Ingin Anies Duet dengan Kaesang, Pengamat: Bentuk Penegasan Mereka Anti Jokowi

Pendukung Tak Ingin Anies Duet dengan Kaesang, Pengamat: Bentuk Penegasan Mereka Anti Jokowi

Megapolitan
Sudah Bayar Rp 250.000 Per Bulan, Air Warga Perumahan Subsidi Jokowi di Cikarang Sering Kotor dan Berbau

Sudah Bayar Rp 250.000 Per Bulan, Air Warga Perumahan Subsidi Jokowi di Cikarang Sering Kotor dan Berbau

Megapolitan
Pilu Ibu di Bogor, Kini Hanya Duduk di Kursi Roda karena Kerusakan Otak Usai Operasi Caesar

Pilu Ibu di Bogor, Kini Hanya Duduk di Kursi Roda karena Kerusakan Otak Usai Operasi Caesar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com