Menurut Gembong, istilah itu hanya bahasa yang digunakan oleh pihak internal partai untuk membangkitkan semangat. (Baca: Calon Independen Muncul pada Pilkada 2012, tetapi Tak Disebut Deparpolisasi, Mengapa?)
"Itu sebenarnya adalah bahasa internal kami dalam rangka memperkuat partai," ujar Gembong di Gedung DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Jumat (11/3/2016).
Gembong mengakui, istilah deparpolisasi yang mereka gunakan berangkat dari munculnya calon independen pada Pilkada DKI 2017.
Calon independen membuat PDI-P sadar bahwa kepercayaan masyarakat terhadap partai kian tergerus.
Istilah deparpolisasi pun digunakan di internal partai untuk memperbaiki hal itu. Istilah deparpolisasi, kata dia, seolah menjadi pengingat bagi kader PDI-P untuk berbenah.
"Kalau bicara deparpolisasi, parpol memang merupakan penopang demokrasi kan. Makanya Bu Mega bilang, partai harus diperkuat supaya ya tidak menjadi deparpolisasi. Itu istilah-istilah yang kami gunakan di internal saja," ujar dia.
Menurut dia, istilah deparpolisasi ini sama dengan istilah petugas partai yang sempat ramai saat pencalonan Joko Widodo dalam pemilihan presiden beberapa waktu lalu.
Terkait istilah deparpolisasi ini, Gembong mengatakan bahwa partainya jadi diolok-olok warga, "Di-bully habis, sampai malu saya bacanya kalau di media sosial," ujar dia.
Gembong pun mengatakan bahwa partainya sedang berupaya mengatasi ancaman deparpolisasi itu. (Baca: Apa Itu Deparpolisasi?)
Caranya adalah dengan meningkatkan kualitas kader-kader melalui sekolah kader.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.