Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Partai Politik Mulai Lirik Elektabilitas Ahok

Kompas.com - 19/03/2016, 07:37 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah partai politik, selain Nasdem, mulai "melirik" Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, untuk ajang Pilkada DKI 2017 mendatang.

Beberapa partai politik tersebut antara lain Hanura, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Amanat Nasional.

Gelagat Hanura mulai terlihat dari beberapa peristiwa. Misalnya, saat adanya pertemuan khusus antara "Teman Ahok" dan Ketua Umum Hanura Wiranto beserta kader lainnya beberapa waktu lalu.

Meskipun Ketua DPD Hanura DKI Jakarta, Mohamad "Ongen" Sangaji mengungkapkan pertemuan hanya berisi 'wejangan' politik dari Hanura kepada "Teman Ahok", pertemuan itu diduga juga membahas dukungan kepada Ahok.

Ongen menyebut, Hanura dalam menentukan soal dukungan calon gubernur atau wakil gubernur dalam pilkada harus berdasarkan hati nurani rakyat Jakarta.

Setelah pertemuan, Ketua DPP Hanura, Miryam S Haryani, langsung memberikan sinyal kuat bahwa partainya akan mendukung pencalonan Ahok lewat jalur perseorangan.

"Dalam satu dua hari ini (akan diumumkan). Arahnya pasti mendukung (Ahok)," kata Miryam S Haryani, Kamis lalu.

Selain Hanura, juga ada PKB yang mulai terlihat akan mendukung Basuki. Gelagat itu dapat dibaca lewat mulai masuknya nama Ahok yang bersaing ketat dengan musisi Ahmad Dhani dalam penjaringan bakal calon gubernur dari PKB.

Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKB DKI Jakarta Hasbiallah Ilyas, mengungkapkan nama Ahok sangat kuat di tataran pengurus anak cabang (PAC) PKB atau setara tingkat kecamatan.

"Bukan kuat lagi, sangat kuat," kata Hasbiallah di Jakarta, Kamis lalu.

Padahal, Dhani sebelumnya sudah mengklaim dirinya didukung penuh oleh PKB untuk menjadi calon gubernur.

Namun saat ini, lanjut Hasbi, PKB masih melakukan survei ulang untuk menentukan pilihan siapa yang akan didukung.

Berbeda dengan Hanura dan PKB, posisi PAN saat ini masih tampak malu-malu menyebut akan mendukung Ahok lewat jalur perseorangan.

Setelah Ahok menyebut sudah diberi dukungan oleh Ketua Umum PAN, Zulkifli Hassan lewat pembicaraannya beberapa waktu lalu, PAN masih belum mengambil keputusan.

Wakil Ketua Umum PAN, Mulfachri Harahap menyebut klaim Ahok dan tidak berdasar. Ia juga mempertanyakan fungsi dukungan partai terhadap Ahok yang sudah memilih untuk maju lewat jalur perseorangan.

"Kalau ketemu dan bicara satu dua hal (dengan Zulkifli), saya kira itu pembicaraan informal yang tidak mengikat kepada Ahok dan PAN," ucap dia.

Direktur Eksekutif Indo Barometer, M Qodari, melihat fenomena partai politik yang mulai melirik Ahok sebagai hal yang lumrah.  Sebab, secara elektabilitas, Ahok masih berada di atas angin.

"Wajar karena partai kan ingin menang. Mereka melihat opini publik dan survei. Kalau kita lihat survei yang ada, Ahok merupakan yang terkuat sampai saat ini. Karena itu lah tidak mengherankan banyak yang mencalonkan Ahok," kata Qodari saat dihubungi di Jakarta, Jumat kemarin.

Pertimbangan lainnya yang dilihat partai politik yakni kinerja Ahok selama memimpin Jakarta. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Transfer Uang Hasil Curian ke Ibunya Sebesar Rp 7 Juta

Pembunuh Wanita Dalam Koper Transfer Uang Hasil Curian ke Ibunya Sebesar Rp 7 Juta

Megapolitan
Pemulung Meninggal di Dalam Gubuk, Saksi: Sudah Tidak Merespons Saat Ditawari Kopi

Pemulung Meninggal di Dalam Gubuk, Saksi: Sudah Tidak Merespons Saat Ditawari Kopi

Megapolitan
Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Megapolitan
Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Megapolitan
Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Megapolitan
Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Megapolitan
Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Megapolitan
'Update' Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

"Update" Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

Megapolitan
Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Megapolitan
Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Megapolitan
Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Megapolitan
Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin 'Jogging Track'

Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin "Jogging Track"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com