Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Ahok Soal Kemungkinan Didukung PKB, PAN, Partai Demokrat, dan PDI-P

Kompas.com - 26/03/2016, 20:18 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bakal calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) telah resmi mendapat dukungan dari Partai Nasdem dan Hanura.

Basuki atau Ahok pun menyebut kemungkinan beberapa partai politik lain yang juga akan mendukungnya pada Pilkada DKI Jakarta 2017. Pertama adalah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

"PKB sudah dukung saya sejak (Pilgub) di Bangka Belitung dan Gus Dur yang kampanye buat saya saat itu," kata Ahok, di Kantor DPP Hanura, Sabtu (26/3/2016).

Ahok menceritakan, Gus Dur saat itu menginginkan ada sebuah provinsi yang menjalankan sistem jaminan kesehatan nasional. Meski demikian, Ahok menyadari PKB membutuhkan proses untuk menetapkan dukungannya pada Pilkada DKI Jakarta 2017.

Sebelumnya, PKB dikabarkan akan mengusung musisi Ahmad Dhani sebagai calon gubernur DKI. PKB memiliki enam kursi di DPRD DKI Jakarta.

Selain PKB, ada pula Partai Amanat Nasional (PAN). Ahok mengaku berteman baik dengan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dan kader lainnya Viva Yoga Mauladi.

"PAN itu akan mendukung sesuai survey. Memang PAN hanya dua kursi (di DPRD DKI), tapi saya akan tetap terima (dukungan PAN)," kata Ahok.

Ketiga, Partai Demokrat. Ahok mengaku sering berkomunikasi via telepon dengan Juru Bicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul, serta mengenal Ketua Fraksi Demokrat DPR Edhiie Baskoro Yudhoyono atau Ibas.

"Saya tidak tahu mereka mau ikut saya atau tidak," kata Ahok.

Partai Demokrat dikabarkan akan mencalonkan Ketua DPD Demokrat DKI Jakarta Nachrowi Ramli pada Pilkada DKI Jakarta 2017. Partai Demokrat memiliki 10 kursi di DPRD DKI Jakarta.

Terakhir adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). PDI-P merupakan partai dengan suara terbanyak di DPRD DKI Jakarta yakni memiliki 28 kursi dan dapat mengusung pasangan calon gubernur dan wakil gubernur tanpa berkoalisi dengan partai lainnya.

Beberapa kader PDI-P pun kecewa dengan keputusan Ahok yang maju independen bersama "Teman Ahok".

"Tapi hubungan saya dengan Ibu Mega (Megawati Soekarnoputri) silahkan tafsirkan sendiri, sudah kayak kakak adik. Saya sama Pak Taufiq Kiemas juga sudah seperti keluarga," kata Ahok.

Saat ini, Ahok sudah didukung oleh Partai Nasdem yang memiliki lima kursi dan Partai Hanura yang memiliki 10 kursi di DPRD DKI Jakarta. Sehingga total dukungannya 15 kursi di DPRD DKI Jakarta. Syarat minimal parpol mencalonkan gubernur dan wakil gubernur adalah 22 kursi.

Meski sudah didukung sejumlah partai, Ahok tetap berencana maju berpasangan dengan Heru Budi Hartono melalui jalur independen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com