JAKARTA. KOMPAS.com - Kepala Taman Pemakaman Umum (TPU), Abdul Halik mengatakan, saat ini masih banyak oknum masyarakat yang mencoba menjadi calo di bisnis pemakaman.
Menurut Halik, hal itu dikarenakan masih banyak masyarakat yang berencana mengunakan taman pemakaman enggan untuk datang dan meminta informasi kepada pegawai TPU setempat.
"Sebenarnya calo ada karena ahli waris yang mau. Mereka enggak mau ribet. Kami sudah memberitahu biaya pemakamannya se-transparan mungkin," kata Halik saat ditemui Kompas.com di kantor TPU Karet Bivak, Jakarta Pusat, Kamis (31/3/2016).
Para calo tersebut menurut Halik, menjanjikan kepada masyarakat untuk fasilitas yang lebih ketimbang yang diberikan oleh TPU. Halik mencontohkan, para calo akan membuat pemakaman seperti yang diinginkan oleh masyarakat.
Tak hanya itu, fasilitas tenda yang lebih luas maupun sound system yang lebih baik juga mampu disediakan oleh para calo.
Untuk harga yang diminta, menurut Halik para calo bisa mematok harga hingga Rp 1 juta, padahal, untuk biaya retribusi paling mahal yang dikenaka oleh TPU hanya sebesar Rp 100.000.
Namun, Halik mengaku, tidak ada Pekerja Harian Lepas (PHL) yang bekerja di TPU nya yang menjadi calo.
"Itu orang luar, mereka tahu harga TPU kami lalu memberikan harga lebih kepada masyarakat," kata Halik.
Halik mengaku sulit untuk mengawasi peredaran calo di TPU tersebut karena para calo berhubungan langsung dengan warga. (Baca: Gara-gara Pungli, 46 Kepala TPU Akan Dirotasi)
"Kalo ketahuan jelas kami akan larang," kata Halik.
TPU Karet Bivak memiliki luas 16 hektar , yang mampu menampung lebih dari 20.000 lebih makam.