Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yusril, Ketum Parpol yang Dekatkan Diri kepada Partai Lain

Kompas.com - 04/04/2016, 06:52 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Situasi yang dialami oleh bakal cagub DKI Yusril Ihza Mahendra memang sedikit unik. Dalam jabatan struktural partai, Yusril merupakan ketua umum di Partai Bulan Bintang (PBB). Namun, dia lebih memilih untuk merapatkan diri ke partai-partai besar untuk bisa melancarkan niatnya menjadi calon gubernur.

Sejumlah pimpinan partai politik sudah dia temui. Misalnya saja Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie, dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Soebianto.

Yusril juga bersafari untuk menemui pimpinan partai di tingkat Provinsi DKI Jakarta. (Baca: Gerindra: Yusril yang Pro-aktif Daftar Cagub )

Perkembangan paling akhir, Yusril sudah mengambil formulir pendaftaran untuk masuk ke bursa cagub Partai Gerindra.

Pengamat politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio, menganggap wajar hal itu. Sebab, partai yang dipimpin Yusril memang partai yang tidak memiliki satu pun kursi di DPRD DKI.

"Karena dia memang tidak bisa mencalonkan diri dari partainya, enggak punya kursi kan," ujar Hendri ketika dihubungi, Kamis (31/3/2016).

Hendri mengatakan mungkin saja Yusril bersafari ke partai partai dengan kapasitasnya sebagai tokoh masyarakat, bukan ketua parpol. Namun, jabatan ketua parpol mau tidak mau terlanjur melekat pada dirinya.

Kondisi ini secara otomatis menimbulkan kesan bahwa partai Yusril sendiri sedang krisis dan membuat dia mencari partai yang mau mencalonkannya.

"Kemudian apakah itu salah? Enggak salah dan enggak melanggar juga sebenarnya," ujar Hendri.

Momentum

Jika partainya saja tidak bisa dibuat sukses, kenapa Yusril tidak membenahi partainya dulu? Sampai-sampai Yusril harus medatangi ketua umum partai-partai lain untuk meminta restu. Hendri mengatakan apa yang membuat Yusril mau sedikit "merendah" seperti ini adalah karena momentum.

Hendri mengatakan saat ini dinilai menjadi momentum tepat bagi Yusril jika ingin maju menjadi calon gubernur DKI. Oleh karena itu, Yusril akan mencari cara agar dia bisa dicalonkan.

"Sekarang ini mungkin momentum paling tepat bagi Yusril buat maju. Saya rasa dia juga sangat berat hati, agak menurunkan image partainya dengan mendekat ke parpol lain. Tapi apa boleh buat kan," ujar Hendri.

Bicara soal momentum, Hendri mengatakan situasi yang sama juga pernah terjadi dengan tokoh politik lain. Misalnya saja Jokowi ketika akan maju menjadi presiden RI.

Saat itu memang menjadi momentum bagi Jokowi untuk maju. Jika Jokowi memilih tidak maju dan baru maju pada pilpres selanjutnya, belum tentu dia mendapatkan dukungan sebesar tahun 2014.

Hendri mengatakan Yusril berkorban beberapa hal demi memanfaatkan momentumnya menjadi pesaing Ahok. Meskipun harus mengorbankan partai dan statusnya sebagai ketua umum.

"Kader PBB mungkin juga mempertanyakan hal ini. Tapi ya itu lah, Yusril sedang memanfaatkan momentumnya," ujar dia.

Kompas TVYusril ke Kader PBB: Jangan Pasif Terus!
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com