Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada 600 Menara Telekomunikasi Tanpa Izin Lengkap di Depok

Kompas.com - 04/04/2016, 15:59 WIB

DEPOK, KOMPAS.com - Dari sekitar seribu tower atau menara base transceiver station (BTS) yang berdiri di Kota Depok, Jawa Barat, sekitar 60 persen diantaranya atau sekitar 600 tower BTS diketahui tidak memiliki izin lengkap.

Hal itu dikatakan Ketua LSM Komite Aksi Pemberantas Organ Korupsi (Kapok) Kasno, kepada Warta Kota, Minggu (3/4/2016).

"Dari data yang kami dapat akhir 2015 lalu, dari sekitar seribu tower BTS yang ada di Depok, sekitar 600 diantaranya tidak memiliki izin atau tidak berizin lengkap. Hal ini kami sesalkan, karena banyak keberadaan tower BTS di Depok dikeluhkan warga," kata Kasno.

Menurut Kasno, sejak akhir tahun lalu pihaknya sudah berulang kali menyampaikan hal ini ke Pemkot Depok dan pihak terkait lainnya namun tidak juga ditanggapi.

"Dengan kepemimpinan baru ini, kami harap Wali Kota dan Waki Wali Kota Depok yang baru mau mengusut dan menindak tegas oknum pejabat yang bermain di sini," kata Kasno.

Ia menyebutkan maraknya tower BTS tidak berizin lengkap di Depok, dapat memicu sejumlah konflik sosial di masyarakat.

Anta lain menjadi salah satu pemicu tewasnya seorang anggota ormas di Depok, Suryono (51) saat mendekam dalam tahanan Mapolresta Depok, Sabtu (2/4) lalu.

Suryono, bersama 3 rekannya, diketahui merupakan tersangka kasus pemerasan terhadap pekerja tower BTS di Kalimulya, Depok.

Dugaan upaya pemerasan yang dilakukan Suryono, kata Kasno, karena yang bersangkutan meyakini dan memastikan bahwa perizinan tower BTS di sana tidak lengkap, terutama yang terkait dengan izin warga sekitar.

"Namun yang bersangkutan dibekuk aparat Polresta Depok dan ditahan. Lalu akhirnya meninggal di dalam tahanan," katanya.

Dari fakta ini, kata Kasno, keberadaan tower BTS yang izinnya tidak lengkap menjadi salah satu penyebab tewasnya Suryono dalam tahanan. "Juga bisa menjadi pemicu konflik sosial lain." kata Kasno.

Sebelumnya keberadaan tower BTS setinggi 25 meter di Gang Kramat, RT 1, RW 1, Kelurahan Pangkalan Jati, Cinere, Depok, juga dikeluhkan warga sekitar, karena berdiri tanpa persetujuan warga. Akibatnya warga was-was rumah mereka tertimpa tower BTS tersebut.

Lahan dimana tower berdiameter hampir satu meter itu berdiri kerap tergenang air.

"Fondasi towernya rapuh sekali. Walau di semen di atasnya, tetap saja tanahnya gembur karena selalu tergenang air kalau hujan," kata Tia, seorang warga.

Sementara itu, Kepala Diskominfo Depok, Fitriawan, mengakui bahwa perizinan pendirian tower BTS di Gang Kramat itu tidak lengkap. Hal ini juga katanya terjadi di banyak tower BTS di Depok.

"Untuk pendirian tower BTS memang diperlukan perizinan ke beberapa pihak. Ini yang belum dilengkapi banyak pemilik tower," kata Fitriawan.

Meskipun perizinan tower tidak lengkap, menurut Fitriawan, pihaknya merasa tower BTS sangat diperlukan warga untuk sarana komunikasi serta jaringan internet.

Karenanya, Diskominfo Depok akan meminta ke sejumlah pemilik tower untuk melengkapi perizinan serta meminta persetujuan warga.

Ia juga meminta warga tidak khawatir dengan keberadaan tower BTS sebab dijamin aman dan tak mudah ambruk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Masuk dan Terjebak di Jalur Transjakarta, Zoe Levana: Kami Tak Sengaja

Masuk dan Terjebak di Jalur Transjakarta, Zoe Levana: Kami Tak Sengaja

Megapolitan
Pembebasan Ketua Kelompok Tani KSB Jadi Syarat Warga Mau Tinggalkan Rusun Kampung Bayam

Pembebasan Ketua Kelompok Tani KSB Jadi Syarat Warga Mau Tinggalkan Rusun Kampung Bayam

Megapolitan
Dishub DKI Tindak 216 Jukir Liar di Jakarta Selama Sepekan

Dishub DKI Tindak 216 Jukir Liar di Jakarta Selama Sepekan

Megapolitan
Diperiksa Polisi, Zoe Levana Cerita Kronologi Terjebak di Jalur Transjakarta Selama 4 Jam

Diperiksa Polisi, Zoe Levana Cerita Kronologi Terjebak di Jalur Transjakarta Selama 4 Jam

Megapolitan
Tumpukan Sampah Menggunung di Kembangan, Warga Keluhkan Bau Menyengat

Tumpukan Sampah Menggunung di Kembangan, Warga Keluhkan Bau Menyengat

Megapolitan
Polisi Tilang Zoe Levana Usai Terobos Jalur Transjakarta

Polisi Tilang Zoe Levana Usai Terobos Jalur Transjakarta

Megapolitan
PPDB SMP Jakarta 2024: Kuota, Seleksi, Jalur, dan Jadwalnya

PPDB SMP Jakarta 2024: Kuota, Seleksi, Jalur, dan Jadwalnya

Megapolitan
Gudang Ekspedisi di Bogor Disebut Mirip Kelab Malam, Setel Musik Kencang hingga Diprotes Warga

Gudang Ekspedisi di Bogor Disebut Mirip Kelab Malam, Setel Musik Kencang hingga Diprotes Warga

Megapolitan
PPDB 'Online', Disdik DKI Jamin Tak Ada Celah bagi Oknum Jual Beli Kursi Sekolah

PPDB "Online", Disdik DKI Jamin Tak Ada Celah bagi Oknum Jual Beli Kursi Sekolah

Megapolitan
Selebgram Zoe Levana Bantah Tudingan Terjebak di Jalur Transjakarta Cuma 'Settingan'

Selebgram Zoe Levana Bantah Tudingan Terjebak di Jalur Transjakarta Cuma "Settingan"

Megapolitan
Kasus DBD di Tangerang Selatan Meningkat, Paling Banyak di Pamulang

Kasus DBD di Tangerang Selatan Meningkat, Paling Banyak di Pamulang

Megapolitan
'Flashback' Awal Kasus Pembunuhan Noven di Bogor, Korban Ditusuk Pria yang Diduga karena Dendam

"Flashback" Awal Kasus Pembunuhan Noven di Bogor, Korban Ditusuk Pria yang Diduga karena Dendam

Megapolitan
Ketua Kelompok Tani KSB Dibebaskan Polisi Usai Warga Tinggalkan Rusun

Ketua Kelompok Tani KSB Dibebaskan Polisi Usai Warga Tinggalkan Rusun

Megapolitan
Polda Metro: Dua Oknum Polisi yang Tipu Petani di Subang Sudah Dipecat

Polda Metro: Dua Oknum Polisi yang Tipu Petani di Subang Sudah Dipecat

Megapolitan
Pasar Jambu Dua Bogor Akan Beroperasi Kembali Akhir Juli 2024

Pasar Jambu Dua Bogor Akan Beroperasi Kembali Akhir Juli 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com