Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pedagang Pasar Ikan Bongkar Lapak Dagangan

Kompas.com - 08/04/2016, 10:38 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah Surat Peringatan 2 diberikan Pemprov DKI, hari ini, Jumat (8/4/2016), warga Pasar Ikan mulai membongkar lapak dagangannya. Terlihat hampir seluruh pedagang Pasar Ikan membogkar lapak dagangannya, sekaligus memanfaatkan barang barang yang masih bisa dijual.

Aam misalnya, pedagang Pasar Ikan yang telah berjualan lebih dari 30 tahun ini mengatakan, dirinya sudah mulai membenahi daganganya sejak Rabu lalu.

"Sudah diangkut semua mas, balik ke Cirebon," kata Aam kepada Kompas.com.

Sebelumnya, Aam menjual berbagai barang elektronik seperti televisi, kipas angin, jam, dan beberapa perlengkapan rumah tangga lainnya. Sisa bangunan yang dibongkar, mulai dari kayu, triplek, hingga seng, Aam menjualnya seharga Rp 600.000.

Aam mengaku akibat penggusuran tersebut, dirinya merugi hingga jutaan rupiah. Tak hanya Aam, pedagang Pasar Ikan lainnya, Ilham juga mulai membongkar lapak dagangannya.

Ilham yang sudah mulai berdagang selama 40 tahun ini bahkan tidak tahu kemana dia harus pindah.

"Belum tahu ke mana, mungkin istirahat di rumah dulu, capek pikiran saya mas," kata Ilham.

Selain itu, ada juga toko yang menjual berbagai olahan kayu. Si pemilik toko merelakan barang dagangannnya diambil warga secara gratis. (Baca: Rusun Ini Disiapkan untuk Warga Pasar Ikan sampai Rusun Rawa Bebek Rampung )

Para pedagang mengaku mendapat tawaran oleh PD Pasar Jaya untuk pindah lokasi berjualan seperti di pasar Padamangan, dan Pluit. Namun, pedagang mengeluhkan ukuran toko yang terlalu kecil sehingga tidak bisa menampung jumlah dagangan mereka yang cukup besar.

Kompas TV Warga Pasar Ikan Meninggal usai Terima SP2
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Megapolitan
Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Megapolitan
Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Megapolitan
Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Megapolitan
Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Megapolitan
'Update' Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

"Update" Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

Megapolitan
Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Megapolitan
Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Megapolitan
Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Megapolitan
Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin 'Jogging Track'

Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin "Jogging Track"

Megapolitan
Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com