Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejak Tertangkapnya Sanusi, Penjaringan Cagub DKI Partai Gerindra Mati Suri

Kompas.com - 26/04/2016, 09:20 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Satu per satu, partai politik yang membuka pendaftaran calon gubernur DKI sudah menutup pendaftarannya. Pergerakan partai politik semakin hari semakin gencar saja.

Namun, hal yang berbeda justru terjadi dengan Partai Gerindra. Padahal, partai ini merupakan partai yang paling pertama memulai proses penjaringan calon gubernur DKI.

Wakil Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta Prabowo Soenirman mengakui ada perbedaan suasana dan penurunan semangat dalam proses penjaringan ini.

"Lihat saja kan sekarang malah mandek. Kalau kata Pak Syarif penjaringan berjalan, mana kenyataannya? Mandek," ujar Prabowo di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Senin (25/4/2016).

Ketua Tim Penjaringan Cagub Partai Gerindra Syarif memang selalu mengatakan bahwa proses penjaringan cagub masih berjalan seperti biasanya. Hal inilah yang dibantah oleh Prabowo.

Seharusnya, Partai Gerindra menggelar rapat pleno pekan lalu untuk mengerucutkan nama bakal calon gubernur. Namun, Prabowo heran rapat tersebut tidak kunjung dilaksanakan.

Dia bahkan menyoroti perubahan sikap Syarif yang kini sering menghilang. Prabowo mengatakan dia sudah menegur Syarif akan hal ini.

"Saya telepon enggak diangkat. Sering banget saya telepon, tetapi tetap enggak bisa. Makanya, saya marahin saja pas ketemu. Maksud saya jangan beginilah, ayo semangat lagi," ujar Prabowo.

Suasana Partai Gerindra yang sunyi senyap diakuinya merupakan dampak tertangkapnya kader Partai Gerindra, Mohamad Sanusi, oleh Komisi Pemberantasan Korupsi. Kasus yang menjerat Sanusi merupakan kasus suap terkait jabatannya di DPRD DKI.

Prabowo berharap partainya akan segera bangkit kembali untuk menjaga kepercayaan masyarakat.

"Saya sebagai kader menyesalkan. Kita harap Gerindra bisa bangkit lagi. Bagaimanapun kita diamankan oleh rakyat loh," ujar Prabowo.

Saat ini, ada beberapa nama bakal calon gubernur yang masuk tim penjaringan Gerindra DKI Jakarta, seperti Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta Saefullah, mantan Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno, anggota DPR RI, Biem Benjamin; dan Mohamad Taufik.

Satu nama lainnya merupakan tokoh eksternal yang ikut mendaftar, yakni Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra.

Adapun Partai Gerindra memiliki 15 kursi di DPRD DKI Jakarta. Mereka harus berkoalisi dengan parpol lain jika ingin mengusung cagub dan cawagub.

Syarat untuk parpol yang ingin mengusung cagub dan cawagub adalah minimal memiliki 22 kursi di DPRD DKI Jakarta.

Kompas TV Sanusi Terancam Dipecat dari Gerindra
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com