Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tangis Penyesalan Agus Si Pemutilasi Wanita Hamil

Kompas.com - 26/04/2016, 14:30 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyesalan Agus, pria yang membunuh dan memutilasi Nur, perempuan yang telah dinikahinya, sudah terlambat dan tak berguna pula. Tangisannya tak akan mengembalikan Nur dan anak yang dikandungnya kembali.

Ya, Agus mengaku menyesal telah menghilangkan nyawa perempuan yang seharusnya dilindunginya. Dia mengungkapkan penyesalan itu setelah ditangkap oleh pihak kepolisian di Surabaya.

"Saya minta maaf kepada keluarga almarhum Nur. Saya sangat menyesal melakukan tindakan itu," ucap Agus sambil terisak tangis di Mapolda Metro Jaya, Jumat (22/4/2016).

Perbuatan Agus yang disebut polisi sebagai "playboy" karena pacarnya ada di beberapa tempat, juga menyakiti anak dan istri sahnya. Istri sahnya sampai pingsan mengetahui bahwa suaminya adalah yang membunuh dan memutilasi Nur yang bagian tubuhnya ditemukan di Cikupa, Kabupaten Tangerang.

"Saya juga sampaikan pada istri dan anak saya untuk menjaga diri dan maafkan saya selama ini," ujar Agus kala itu.

Benarkah Agus menyesal?

Warta Kota/Banu Adikara Polisi mengevakuasi korban mutilasi di kontrakan korban di wilayah Cikupa, Kabupaten Tangerang pada Rabu (13/4) pagi.
Air mata penyesalan Agus hanya ditanggapi dingin oleh Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Krishna Murti. Menurut dia, jika tidak tertangkap, mungkin tidak ada penyesalan dari Agus.

"Semalam kami interview dia akhirnya ngaku nyesel. Tapi mungkin kalau tidak ditangkep enggak nyesel," kata Krishna di tempat yang sama.

Mendengar ucapan Krishna itu, Agus hanya terdiam.

Setelah membunuh Nur di rumah kontrakan di Desa Telagasari, Cikupa, Kabupaten Tangerang, pada Minggu (10/4/2016), Agus kabur ke Surabaya. Di sana, dia menemui salah satu pacarnya.

Untuk mengejarnya, polisi sempat ke rumah pacar Agus lainnya yang berada di Lampung. Namun, hasilnya nihil.

Agus tertangkap 10 hari kemudian di sebuah rumah makan di Surabaya, Jawa Timur. Dia kemudian dibawa ke Mapolda Metro Jaya pada hari itu juga, Rabu (20/4/2016).

Pengakuan Agus

Agus mengaku membunuh Nur dengan cara dipiting lehernya selama kurang lebih 30 menit. Setelah membunuh perempuan yang sedang mengandung anaknya, Agus memotong-motong bagian tubuh Nur menjadi empat bagian.

Istimewa Terduga pelaku mutilasi di Cikupa, Kabupaten Tangerang saat ditangkap di sebuah rumah makan Padang di Surabaya pada Rabu (20/4/2016) lalu.
Agus mengaku melakukan kesadisan itu lantaran sudah kadung emosi dengan Nur yang terus menuntut menikahinya secara resmi.

Nur menuntut pernikahan resmi karena dia sudah berbadan dua dan mengetahui Agus telah beristri dan mempunyai seorang anak.

Diibaratkan dengan nasi telah menjadi bubur, penyesalan Agus sia-sia. Dia tetap harus mempertanggung jawabkan perbuatannya tersebut.

Agus terancam dijerat Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana dengan ancaman maksimal hukuman mati atau penjara seumur hidup.

 

Kompas TV Agus Menyesal Telah Membunuh dan Mutilasi Nur
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com