JAKARTA, KOMPAS.com — Pihak kepolisian saat ini masih mengusut penyebab meninggalnya Muhammad Fahreza (16), suporter Persija yang tewas karena diduga dipukul polisi.
Berdasarkan penyelidikan sementara, polisi menyatakan ada kejanggalan antara temuan polisi dan keterangan keluarga korban mengenai penyebab meninggalnya Reza.
Sebelumnya, pihak keluarga menyebut Reza tewas lantaran dipukuli oleh oknum polisi. Namun, saat memberi keterangan di rumah sakit, kata dia, pihak keluarga malah menyatakan Reza terluka karena kecelakaan lalu lintas.
"Kita sampaikan ke keluarga korban, kita tanyakan ini yang betul ada masalah kerusuhan di GBK, tetapi mengapa di RS Cilandak ada keterangan demikian (kecelakaan)," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Awi setiyono, Selasa (17/5/2016).
Sepupu Fahreza, Nafsiyah, yang mengurus perawatan Fahreza, sebelumnya mengatakan hal serupa. Ia menuturkan bahwa saat Fahreza dibawa ke RS Marinir Cilandak, keluarga mengalami kesulitan biaya dan ingin menggunakan layanan BPJS Kesehatan atau asuransi Jasa Raharja.
"Saya dikasih tahu kalau mau pakai BPJS alasannya harus jelas, kalau bilang dipukulin enggak bisa, makanya saya bilang kecelakaan supaya ditangani dulu yang penting," kata Nafsiyah, Minggu (15/5/2016).
Fahreza akhirnya dapat dirawat intensif RS Marinir Cilandak sejak Sabtu dini hari hingga Minggu pagi saat ia meninggal. Nafsiyah mengatakan, ia sempat meminjam uang ke tetangganya untuk menalangi biaya pengobatan.
"Saya pinjam Rp 3 juta ke tetangga untuk bayar ambulans saja Rp 400.000, pas di rumah sakit bayar juga. Rumah sakit kasih surat untuk klaim asuransi Jasa Raharja," kata Nafsiyah.
Belakangan, setelah Fahreza meninggal, keluarga memutuskan untuk tidak mencairkan klaim asuransi tersebut. Hal ini disebabkan pendaftaran Fahreza sebagai korban kecelakaan lalu lintas hanyalah cara supaya Fahreza bisa ditangani secara cepat di rumah sakit.
Keluarga dan saksi mata tetap meyakinkan bahwa tidak ada kecelakaan yang menimpa Fahreza. Fahreza diduga tewas lantaran dihajar oleh oknum kepolisian saat terjadi kerusuhan di arena Stadion Gelora Bung Karno menjelang pertandingan Persija melawan Persela, Jumat.