Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Keluarga Daftarkan Suporter Persija sebagai Korban Kecelakaan Lalu Lintas

Kompas.com - 18/05/2016, 10:35 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pihak kepolisian saat ini masih mengusut penyebab meninggalnya Muhammad Fahreza (16), suporter Persija yang tewas karena diduga dipukul polisi.

Berdasarkan penyelidikan sementara, polisi menyatakan ada kejanggalan antara temuan polisi dan keterangan keluarga korban mengenai penyebab meninggalnya Reza.

Sebelumnya, pihak keluarga menyebut Reza tewas lantaran dipukuli oleh oknum polisi. Namun, saat memberi keterangan di rumah sakit, kata dia, pihak keluarga malah menyatakan Reza terluka karena kecelakaan lalu lintas.

"Kita sampaikan ke keluarga korban, kita tanyakan ini yang betul ada masalah kerusuhan di GBK, tetapi mengapa di RS Cilandak ada keterangan demikian (kecelakaan)," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Awi setiyono, Selasa (17/5/2016).

Sepupu Fahreza, Nafsiyah, yang mengurus perawatan Fahreza, sebelumnya mengatakan hal serupa. Ia menuturkan bahwa saat Fahreza dibawa ke RS Marinir Cilandak, keluarga mengalami kesulitan biaya dan ingin menggunakan layanan BPJS Kesehatan atau asuransi Jasa Raharja.

"Saya dikasih tahu kalau mau pakai BPJS alasannya harus jelas, kalau bilang dipukulin enggak bisa, makanya saya bilang kecelakaan supaya ditangani dulu yang penting," kata Nafsiyah, Minggu (15/5/2016).

Fahreza akhirnya dapat dirawat intensif RS Marinir Cilandak sejak Sabtu dini hari hingga Minggu pagi saat ia meninggal. Nafsiyah mengatakan, ia sempat meminjam uang ke tetangganya untuk menalangi biaya pengobatan.

"Saya pinjam Rp 3 juta ke tetangga untuk bayar ambulans saja Rp 400.000, pas di rumah sakit bayar juga. Rumah sakit kasih surat untuk klaim asuransi Jasa Raharja," kata Nafsiyah.

Belakangan, setelah Fahreza meninggal, keluarga memutuskan untuk tidak mencairkan klaim asuransi tersebut. Hal ini disebabkan pendaftaran Fahreza sebagai korban kecelakaan lalu lintas hanyalah cara supaya Fahreza bisa ditangani secara cepat di rumah sakit.

Keluarga dan saksi mata tetap meyakinkan bahwa tidak ada kecelakaan yang menimpa Fahreza. Fahreza diduga tewas lantaran dihajar oleh oknum kepolisian saat terjadi kerusuhan di arena Stadion Gelora Bung Karno menjelang pertandingan Persija melawan Persela, Jumat.

Kompas TV Suporter Persija Tewas Diduga Dianiaya Polisi?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com