JAKARTA, KOMPAS.com - PT Kereta Api Indonesia (KAI) mengancam memenjarakan pemalsu tiket kereta. Ancaman ini dilontarkan untuk antisipasi marak beredaranya tiket palsu jelang mudik Lebaran tahun ini.
"Bisa aja (lapor polisi). Kita bisa jerat penipuan, pemalsuan identitas," kata Senior Manager Humas PT KAI Daop 1, Bambang S Prayitno kepada Kompas.com di Manggarai, Jakarta Selatan, Rabu (18/5/2016).
Jelang Lebaran, para pelaku memiliki dua modus. Pertama, pelaku biasanya memalsukan tiket dan menjual kembali ke pengguna kereta.
Pada mudik Lebaran tahun 2015 lalu, Bambang mengaku KAI Daop 1 mendapati empat tiket palsu. Pemalsuan tiket baru ketahuan saat diketahui ada nomor ganda untuk satu tempat duduk.
"Misalnya dari sini (Jakarta) dapat tempat duduk, terus ada yang naik dari Cirebon, (penumpang resmi kaget) loh kok ada yang tempatin."
"Petugas kami juga ada manifes. Kalau resmi itu ada, namanya ini, nomor sekian, di kereta ada di gerbong sekian. Enggak bisa ditipu," kata Bambang.
Modus lainnya dengan pemalsuan kartu tanda penduduk (KTP). Pelaku biasanya membeli tiket terlebih dahulu dengan identitas keluarga atau temannya.
Setelah itu, dijual kembali kepada pembeli. Dengan catatan, para pembeli biasanya sekalian dibuatkan KTP palsu dengan identitas keluarga atau teman pelaku yang tertera di tiket.
"Dalam posisi supply demand enggak seimbang, banyak oknum cari keuntungan. Boleh dikatakan sekarang itu bukan calo, tapi sekarang sudah penipuan," kata Bambang.
Penumpang disarankan agar langsung membeli via online, loket atau pun agen resmi. Bambang menjamin jika dijual oleh perseorangan, tiket tersebut pasti bermasalah.