Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Korban Ledakan di Gandaria City Masih Dirawat

Kompas.com - 20/05/2016, 19:17 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Awi Setyono, mengatakan, masih ada 10 orang korban ledakan pipa gas di Mal Gandaria City,  yang dirawat secara intensif di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Sebanyak 13 orang terluka dalam ledakan yang terjadi Kamis kemarin.

Namun menduru dia, tiga orang lainnya yang menderita luka ringan sudah diizinkan untuk pulang.

"Korban masih sepuluh dan tiga sudah diizinkan pulang. Sebanyak lima orang mengalami luka bakar 30 persen. Yang lain luka rata ada yang kaki sampai tangan," kata Awi di Mapolda Metro Jaya, Semanggi, Jakarta Selatan, Jumat (20/5).

Ia menjelaskan, Puslabfor Polda Metro Jaya kembali melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di lokasi ledakan pada hari ini. Olah TKP itu untuk memastikan penyebab ledakan tersebut. Namun, berdasarkan identifikasi sementara ledakan karena pipa gas dibuka.

"Jadi saat kejadian itu 09.45 WIB, ada panggilan dari HT bahwasanya di lantai ground ada kebocoran gas. Kemudian Ferry sebagai pekerja safety engineer Gandaria City turun, dan ternyata benarl yang bersangkutan mencium bau menyengat terkait kebocoran gas. Lalu Ferry dilakukan pengamanan, waktu itu kondisi engsel pipa terbuka, dan sama Feri langsung ditutup," kata Awi.

Engsel pipa gas itu langsung dicabut agar tidak dimainkan oleh pekerja. Para pengelola gedung sempat mengingatkan pekerja untuk tidak melakukan pekerjaan fisik karena masih tercium bau gas. Pada saat itu para pekerja sedang melakukan renovasi sebuah restoran.

"Ferry sudah mengingatkan pekerja disana jangan bekerja dulu yah karena bau gas menyengat," tuturnya.

Namun, salah seorang pekerja tidak mendengarkan instruksi Fery dan menyalakan gerindra. Sehingga percikaan api saat memotong besi langsung membuat ledakan hebat tersebut.

"Terdengar ada suara tukang yang menyalakan mesin gerinda kemudian terjadi ledakan," ucapnya.

Saat ditanya soal kelalaian dari pengelola atau kontraktor, Awi mengatakan, perlu ada pembuktian dari olah TKP. Dia berharap penyelidikan segera rampung dikerjakan tim Puslabfor Polda Metro Jaya sehingga terungkap bagaiamana kejadian dan penyebab sebenarnya.

"Apapun Kelalaian nanti fakta dilapangan akan terungkap. Kita tidak semudah itu menyampaikan ada kelalaian. Semua bermula dari pemeriksaan TKP. Hasil labfor, siapa yang buka keran itu? bagaimana sumber ledakan itu muncul ? Apa karena gerinda berbunyi? apa percikan api menyulut terkait gas terbuka itu ?" kata dia

(Bintang Pradewo/Warta Kota)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com